Potensi Uranium dan Thorium Melimpah, PLTN Siap Dioptimalkan

JABARNEWS | BANDUNG – Anggota Dewan Riset Nasional, Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan bahwa energi ternaga nuklir saat ini sudah menjadi tenaga Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dapat mengoptimalkan energi dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Dia mengatakan, sesuai dengan UU Nomor 30 Tahun 2020 energi Nuklir adalah energi baru yang merupakan bagian dari green energi atau clean energi.

“Harus dilihat bahwa nuklir adalah energi baru. Kadang-kadang orang bertanya nuklir itu apa sih? Dia (Nuklir) masuk dalam UU baru energi sehingga masuk dalam energi baru terbarukan,” kata Djarot dalam diskusi Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) secara virtual dipantau di Bandung, Jumat (16/10/2020).

Baca Juga:  Pelaku Aksi Jambret di Siang Bolong Jadi Amukan Massa

Dia menjelaskan, jika dilihat dari sejarah nuklir di Indonesia, sebelum dan sesudah tahun 1997, ketika masih ada UU No 10 tahun 1997 tentang ketenaga nukliran, BATAN mempunyai kewenangan penuh menjadi satu super body bahkan pengawasan sendiri yang memiliki otoritas penuh dalam program PLTN komersial.

Baca Juga:  Presiden Jokowi: AI Akan Gantikan Eselon III dan IV

“Tapi, sesudah tahun 1997 menjadi kewenangan BUMN, Swasta dan lain-lain yang hanya mempunyai kewenangan PLTN Komersial,” jelasnya.

Djarot menyebut, ketika ada kecelakaan Chernoby pasca tahun 1986, krisis ekonomi tahun 1998 dan kecelakaan Fukushima tahun 2011 BATAN mengakui cooling down. Oleh karena itu, pihaknya sudah mempersiapkan Feasibility study (FS) di Semenanjung Muria, FS Bangka Belitung, Program RDE, FS Kalimantan Barat jika kecelakaan yang sama kembali terjadi.

Baca Juga:  Jaga Netralitas, DPR Wacanakan Hilangkan Hak Pilih ASN

“Ini situasi kita, jadi ketika ada kecelakaan kita turun naik lagi. Semoga kedepan kita bisa lebih baik lagi,” ucapnya.

Tak hanya itu, Djarot juga menyampaikan bahwa potensi Uranium dan Thorium di Indonesia sangat melimpah. Oleh karenanya, pihaknya akan mengeksplorasi Uranium sebagai bahan bakar sampai pengelolaan limbahnya.

“Kita punya potensi Uranium 82.639 ton dan Thorium 143, 234 ton. Tapi ini harus diberatkan adalah potensi yang belum menghitung ekonominya,” tutupnya. (Rnu)