Begini Cara Dedi Mulyadi Hibur Petani di Lembang yang Alami Kerugian

JABARNEWS | BANDUNG – Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dedi Mulyadi, saat melakukan kunjungan ke daerah pertanian di Lembang menemukan keluhan dari sejumlah petani yang merasa kerugian akibat murahnya harga sayuran.

Dalam sebuan postingan video yang di unggah melalui Youtube Minggu (18/10/2020), Dedi Mulyadi terlihat mendatangi seorang petani sayuran jenis kol. Petani tersebut mengeluhkan harga sayuran kol sekarang berada dibawah harga yang sangat rendah.

Baca Juga:  Jumat Berkah, Badut Necis Bagi-Bagi Nasi Boks ke Pemulung dan Anjal

Dedi Mulyadi menerima penjelasan dari petani kol tersebut. Katanya harga kol sekarang ini berada di harga Rp500 sedangkan harga standar dari kol ini kisaran Rp2.000.

Sambil mengambil kol secara langsung dari tanamannya, Dedi Mulyadi mengatakan petani kol di Lembang mengalami kerugian sebesar Rp1500 per kilogram sayuran kol tersebut.

“Rugi, Rp500, rugi Rp1500, nombokinnya timana, pamajikan ceurik, budak ceurik hayang jajan,” kata Dedi Mulyadi menghibur dan memberikan semangat kepada para petani di Lembang.

Baca Juga:  Mantan Bupati Bandung Barat Akhirnya Mendarat Di Tahanan

Selain menemui petani kol, Dedi Mulyadi juga menemui beberapa orang kuli di yang ada di lokasi tersebut. Beberapa orang kuli itu sedang membersihkan rerumputan yang berada disekitar pohon tomat.

Seorang ibu-ibu yang sedang membersihkan rumput dari pohon tomat itu mengeluhkan upah kuli dan harga sayuran. Ia mengatakan upah kuli yang di kebun, ibu-ibu tersebut hanya menerima Rp60 ribu sehari dengan dibayarkan dua minggu sekali.

Baca Juga:  Prajurit TNI Bantu Membangun Warung Milik Warga

Tak hanya harga kuli perkebunan, Ibu yang sedang memegang alat pembersih tanaman itu juga mengeluhkan harga sayuran seperti tomat. Menurutnya, harga tomat sekarang berada di kisaran harga Rp2.000.

“Makannya rugi petani teh sekarang teh, bangkrut,” kata ibu dengan menggunakan topi petani itu.

Meski gitu, Dedi Mulyadi terus memberikan motivasi dengan cara lucunya kepada petani itu. (Red)