Bima Arya: Hari Cuci Tangan Sedunia Jadi Momentum Disiplin Protokol Kesehatan

JABARNEWS | BOGOR – Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) yang jatuh pada tanggal 15 Oktober menjadi sebuah momen untuk kembali mengingatkan masyarakat betapa pentingnya untuk mencuci tangan terlebih di kondisi pandemi Covid-19 ini. Mencuci tangan menjadi salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Kementerian Kesehatan RI melalui akun Youtubenya turut mengingatkan masyarakat akan pentingnya cuci tangan mengingat kondisi pandemi saat ini. Melalui diskusi bersama Kemenkes, Wali kota Bogor Bima Arya membagikan upayanya untuk mewujudkan promosi cuci tangan pakai sabun (CPTS).

Survei yang dilakukan di Bogor yang bekerja sama dengan Lapor Covid dan Nanyang Technological University Singapore untuk memahami persepsi warga tentang Covid-19.

Hasilnya menunjukkan dari ketiga protokol kesehatan Covid-19, ditemukan masyarakat paling sulit untuk menjaga jarak dan mengaku paling sering menggunakan masker, jadi ditemukan masyarakat paling banyak menggunakan masker ketimbang mencuci tangan. Data survei menunjukkan 30 persen warga mengaku selalu mencuci tangan, 50 persen sering mencuci tangan dan 8 persen jarang mencuci tangan.

Baca Juga:  Jika Jadi Wapres, Mahfud MD Berniat Hentikan Proyek yang Hanya Dinikmati Orang Kaya

“Angka ini walaupun banyak menginformasikan sering cuci tangan tapi angka nya masih mengkhawatirkan. 80 persen paling tidak selalu, ini menunjukkan betapa pentingnya fungsi edukasi,” ujar Bima dalam bincang-bincang dalam talkshow Kemenkes bertema Kampanye Nasional dan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Kamis (15/10/2020).

Lanjutnya dengan survei juga, menunjukkan hasil bahwa masyarakat lebih banyak mendengar himbauan dan informasi dari dokter atau tenaga medis, tokoh agama, pejabat dan terakhir selebriti. Ia mengharapkan pemerintah bisa merangkul dan mengombinasikan tenaga medis dengan tokoh agama untuk membantu mengajak masyarakatnya mengikuti protokol kesehatan.

“Di Bogor mengeluarkan edaran di setiap titik yang memiliki potensi untuk berkumpul orang agar menyediakan fasilitas cuci tangan. Pemerintah kota Bogor sampai saat ini sudah membangun 2.584 fasilitas cuci tangan di antaranya 466 di sekolah, kurang lebih 900 masjid, posyandu hampir 1.000. Jadi kata kunci kultur, kebiasaan yang dibangun melalui sosialisasi. Kedua, infrastruktur di seluruh titik yang memerlukan protokol kesehatan,” imbuhnya.

Baca Juga:  Lagi, Seorang ASN Sergai Dikabarkan Positif Covid-19

Selain itu, Direktur Jenderal Kesmas Kemenkes Kirana Pritasari mengatakan pandemi menjadi pengingat untuk kita semua bahwa salah satu cara paling sederhana, tapi efektif adalah mencuci tangan. Di samping perilaku mencuci tangan, Kirana menyebutkan masih kurangnya akses CPTS.

Sebanyak 40% atau 3 miliar orang dari populasi dunia masih kurang akses CPTS baik di rumah, sekolahan, dan fasilitas publik. Dalam konteks ini, kebersihan tangan sangat penting untuk menjaga diri sendiri, keluarga, tenaga medis, dan masyarakat agar terhindar dari penyebaran Covid-19 dan penyakit menular lainnya.

Sejak wabah Covid-19, presiden telah memperjuangkan peran melawan pandemi. Terkait hal ini tiga gelombang kampanye dikeluarkan. Kampanye memakai masker pada bulan Agustus, kampanye jaga jarak pada bulan September, dan kampanye mencuci tangan di bulan Oktober.

Kampanye cuci tangan yang bertepatan dengan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia sebagai momentum kampanye dan advokasi di seluruh dunia setiap 15 Oktober yang dimulai sejak 2008.

Baca Juga:  Begini Cara SMKN 2 Purwakarta Bina Mental Siswanya

Cuci tangan menggunakan sabun menjadi salah satu dari ketiga cara menghindari penyebaran Covid-19 selain dengan memakai masker dan menjaga jarak. Ketiga ini menjadi bagian dari kampanye nasional Jangan Kendor yang selalu didengungkan.

“Berdasarkan data riskesdas 2018, hanya setengah dari populasi masyarakat Indonesia di atas 10 tahun yang mempraktikkan cuci tangan dengan benar. Kesenjangan lebar antar provinsi, bahkan Jakarta sebagai salah satu epicentrum penyebaran Covid-19 mencatat 73% akses, namun akses ke CPTS berguna jika disertai perilaku cuci tangan pakai sabun,” lanjutnya.

Pelaksanaan kampanye CPTS dilaksanakan serentak sejak 7 Oktober 2020 hingga 6 November 2020 dan didukung melalui surat telegram Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah. Slogan ‘Ayo Cuci Tangan Pakai Sabun’ dalam kampanye nasional Jangan Kendor dan tagar Tangan Bersih Untuk Semua menjadi pesan singkat untuk mengajak masyarakat berdisiplin mematuhi pesan yang disampaikan.

Terakhir, Kirana juga menyebutkan perilaku CPTS tidak bisa terjadi tanpa regulasi dan sarana prasarana yang mendukung. (Red)