Info Penting Soal Vaksin AstraZeneca untuk Tangkal Virus Corona

JABARNEWS | BANDUNG – Uji klinis vaksin corona berasal dari China yang dicoba di Indonesia mengakibatkan sejumlah efek samping bagi relawan. Akan tetapi, hal ini tak sampai membuat penundaan uji klinis seperti pada kasus vaksin AstraZeneca dan Oxford.

AstraZeneca menghentikan sementara atau menunda uji klinis vaksin Covid-19 di seluruh dunia yang dikarenakan dapat karena memicu efek samping penyakit aneh. Vaksin yang merupakan hasil kerjasama dengan Universitas Oxford ini ditunda sementara yang dikarenakan sukarelawan melaporkan adanya efek samping berupa penyakit yang belum dapat dijelaskan oleh ilmuwan.

AstraZeneca Jadi Kandidat Vaksin Covid-19 Paling Diandalkan – Karena dianggap salah satu kandidat terdepan dalam pembuatan vaksin beberapa negara maju telah memesan vaksin Astrazeneca. Empat negara, yaitu Italia, Belanda, Jerman, dan Perancis telah melakukan pembayaran uang muka US$843,2 juta untuk memesan 300 juta dosis vaksin. Di Bulan Mei 2020, pemerintah AS telah memesan 300 juta dosis vaksin Astrazeneca dan menjanjikan kucuran dana sebesar US$1,2 miliar untuk mempercepat penemuan vaksin.

Baca Juga:  Periksa Keabsahan Berkas Calon Pilkada Kabupaten Bandung, Ini Kata KPU

Chief scientist World Health Organization (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca merupakan salah satu kandidat terdepan dalam perlombaan penemuan vaksin. Bill Gates pendiri Microsoft juga mengandalkan vaksin ini sebagai vaksin untuk melawan corona di dunia. AstraZeneca sebagai pionir pengembangan vaksin, memperoleh suntikan dana dari Pemerintah AS melalui operasi warp speed sebesar US$ 1,3 miliar (yang setara dengan Rp 18,85 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.500/US$).

Sebagai gantinya, kemudian AS meminta jatah vaksin AZD1222 sebanyak 400 juta dosis. Perusahaan yang berkolaborasi dengan Oxford University ini juga memperoleh pendanaan dari Komisi Uni Eropa sejumlah US$ 396 juta (Rp 5,74 triliun) dalam bentuk down payment (DP) untuk menyediakan 300 juta dosis vaksin.

Memasuki Uji Klinis Tahap 3 – AstraZeneca merupakan salah satu vaksin yang telah memasuki tahap uji klinis ke 3, di Inggris, Brazil dan Afrika dengan menguji coba pada 20.000 relawan. Vaksin ini juga diuji di AS dengan mengundang 50.000 relawan. Namun salah satu informasi yang beredar salah satu relawan mengalami gangguan neurologis (saraf) yang langka bernama transverse myelitis atau bahasa lainnya adalah peradangan sumsum tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf pusat pasca melakukan suntikan vaksin ini

Baca Juga:  Bela Rizky Billar, Aldi Taher Minta Publik Tak Dukung Lesti Kejora

Namun AstraZeneca tidak mengungkap secara reaksi efek samping yang terjadi pada sukarelawan uji klinis vaksin yang bernama AZD1222 itu. Sebagai pelaksanaan uji coba global yang dilakukan secara terkendali dan acak dari vaksin Oxford, berdasarkan standar proses vaksin, dengan memantau efek samping yang ada maka harus dilakukan penundaan vaksinasi untuk mengamati dan meninjau data keamanan vaksin. AstraZeneca mengatakan bahwa memerlukan peninjauan secara independen untuk memeriksa munculnya penyakit yang timbul akibat efek samping dari tubuh. Ada yang menyatakan bahwa penghentian sementara ini diperkirakan akan memengaruhi jadwal vaksin tersebut untuk uji klinis. Bahkan kemungkinan akan memengaruhi juga uji vaksin dari pabrik lainnya.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Sebar Sapi Kurban ke 34 Provinsi, Dijamin Bebas PMK

Dalam uji klinis skala besar, ada kemungkinan muncul efek samping atau penyakit, namun hal itu harus diteliti secara independen untuk memeriksanya dengan cermat. AstraZeneca berupaya mempercepat peninjauan satu kasus ini, untuk mengurangi dampak pada jadwal uji coba. Perusahan vaksin ini berkomitmen terhadap keselamatan peserta kami dan standar yang tinggi dalam pencobaan.

Seluruh negara di belahan dunia sedang menantikan vaksin untuk menangkal virus corona. Jadi, sampai vaksin benar-benar siap digunakan, tetaplah patuhi aturan kesehatan dari pemerintah ya. Aplikasi kesehatan Halodoc juga memberikan berbagai informasi seputar vaksin Astrazeneca. Selain itu, bila anda membutuhkan informasi kesehatan lainnya, atau konsultasi dengan dokter, Halodoc akan membantu anda. Anda pun juga dapat melakukan rapid test atau swab test melalui aplikasi Halodoc. (Red)