Kota Bandung Banyak PR, Oded M Danial: Sekcam Jangan Hanya Diam di Meja

JABARNEWS | BANDUNG – Wali Kota Bandung Oded Danial menilai masih banyaknya pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh unsur ppemerintahan yang ada di Kecamatan seperti halnya Skeretaris Camat.

Dalam sebauh kegiatan Berkah Shubuh (Bersama Kajian Hikmah Subuh) Bersama Sekretaris Kecamatan di Pendopo Kota Bandung, Selasa (20/10/2020), Oded M Danial menyemproti seluruh Sekretaris Camat se-Kota Bandung yang hadir pada saat itu.

“Masih banyak PR di Kewilayahan. Sekretaris Camat jangan hanya diam saja di meja. Turun ke lapangan, bimbing masyarakat juga untuk laksanakan program-program itu,” kata Oded M Danial.

Baca Juga:  Erick Thohir: Gaji Tambahan untuk Pekerja Cair September

Ia menjelaskan, tiga hal yang menjadi indikator Pemkot Bandung yang berperadaban, diantaranya; Program Kang Pisman (Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan Sampah), Stunting, dan Open Defecation (ODF).

Kang Pisman dan ODF yang bisa membuat lingkungan menjadi lebih baik. Sedangkan stunting ini terkait pertumbuhan dan potensi masyarakat.

“Dengan Kang Pisman, selain menyelesaikan sampah, bahkan ada output nilai ekonominya juga. Jangan sampai masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Apalagi sampai ada kursi bekas di selokan, akhirnya mampet lalu banjir, kan jadi persoalan,” ucapnya.

Baca Juga:  Angka Kematian KPPS pada Pemilu 2024 Menurun, Menkes Budi: Kalau Bekerja Jangan Dipaksakan

Dicontohkan Oded M Danial, pengolahan sampah organik ada berbagai metode. Namun menurutnya, Organic Tower Garden (OTG) merupakan metode yang paling mudah dan sederhana.

“Cara menyelesaikan sampah organik bermacam-macam. Biarkan masyarakat yang memilih. Tapi yang mudah dan sederhana bisa dilakukan di tiap rumah itu OTG,” ujar dia.

Baca Juga:  Cek Syaratnya! Pemerintah Bakal Beri Bantuan Rp2,4 Juta Buat Pelaku UMKM

Dia pun berharap, jika OTG bisa masif dilakukan di tiap rumah, persoalan sampah di Kota Bandung lebih cepat teratasi. Terlebih Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang akan ditutup.

“Kalau sampah Kota Bandung, 50 persennya sampah organik, dan itu bisa diselesaikan dengan OTG akan sangat bermanfaat. Saya kira harus ada percepatan. Edukasinya bisa dari Dispangtan (Dinas Ketahanan Pengan dan Pertanian), lalu dibuat di masing-masing Kelurahan,” tandasnya. (Red)