Laporan Tahunan Jokowi Ma’ruf: Kolaborasi Hadapi Pandemi (Part 3)

JABARNEWS | BANDUNG – Pandemi ini memperkokoh semangat gotong royong untuk hadapi COVID-19. Melestarikan kearifan lokal dalam menjalani kehidupan new normal untuk memutus mata rantai COVID-19. Melalui konsep Kampung Tangguh, masyarakat berinisiatif mengatasi masalah secara mandiri. Menguatkan silaturahmi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mulai dari ruang isolasi, posko kesehatan, dapur umum, hingga lumbung pangan dapat dimanfaatkan secara bersama.

Pemenuhan kebutuhan tersebut membentuk karakter baru yang patuh protokol kesehatan. Masyarakat akan disiplin mematuhi protokol kesehatan dengan sendirinya tanpa perlu diimbau lagi. Sehingga dengan keberagaman suku, agama, dan bahasa menjadi bagian perekat nasional.

Dari Pandemi Jadi Inovasi – Kreativitas seringkali muncul di tengah kesulitan dan krisis. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggalang inovasi di bidang teknologi. Tidak kurang dari 60 inovasi hasil riset dikembangkan untuk menghadapi pandemi. Produk Inovasi Utama di antaranya Robot Dekontaminasi, atau Rapid Diagnostic Test Microchip, Robot Medical Assistant ITS – UNAIR (RAISA) hingga Mobile Ventilator Low Cost berhasil ditemukan untuk memudahkan perlawanan pada pandemi. Sementara itu ada pula hasil Produk Inovasi Pendukung yang menghasilkan produk-produk makanan dan minuman dengan bahan alami untuk menjaga kesehatan tubuh.

Baca Juga:  Kasus Aktif Covid-19 Meningkat 122 Persen, Doni Monardo Minta Pengawasan Diperketat

Kreativitas Kikis Krisis – Masyarakat juga melahirkan berbagai inovasi. pedagang yang biasanya Para selalu mengandalkan penjualan secara langsung, kini dengan berani memasarkan produknya secara daring. Pembatasan pasar, membuat masyarakat secara mandiri melayani lingkungannya dengan saling memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Vaksin Merah Putih – Salah satu inovasi penting yang sedang disiapkan berupa vaksin COVID-19. Keberadaan vaksin ini menjadi kebutuhan mendesak di seluruh dunia. Vaksin yang sedang disiapkan ini diberi label Vaksin Merah Putih. Adalah Lembaga Biomolekuler Eijkman yang memimpin konsorsium pengembangan vaksin COVID-19 yang berupa protein rekombinan.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/ Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, vaksin Merah Putih ditargetkan selesai pada pertengahan tahun depan. Vaksin merah putih ini dibuat menggunakan strain COVID-19 Indonesia. Saat ini pengembangannya sudah lebih dari separoh jalan. Lembaga Eijkman akan menyerahkan bibit vaksin tersebut kepada PT Bio Farma Januari mendatang untuk dilakukan tiga tahap uji klinis.

Baca Juga:  Hati-Hati Bertransaksi dalam Belanja Online, Simak Kisah yang Viral Ini!

Berburu Cepat Agar Tak Terlambat – Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 267 juta jiwa, kebutuhan vaksin sangatlah mendesak. Vaksin produksi sendiri tak akan bisa memenuhi. Kerjasama dengan produsen vaksin asing, perlu dijalin. Saat ini Indonesia menggandeng tiga perusahaan vaksin China: Sinovac, Sinopharm, dan CanSino. Indonesia meneken kesepakatan dengan Sinovac untuk menyediakan 143 juta dosis konsentrat vaksin COVID-19 dimulai November 2020. Sementara itu, vaksin dari Sinopharm sedang menjalani uji coba klinis tahap ketiga di Uni Emirat Arab.

Merayakan Solidaritas – Sejarah negeri tak berhenti berkisah soal solidaritas yang menjadi kekuatan menghadapi hambatan. Sebuah kekuatan energi yang menembus sekat agama, suku, ras dan status sosial, serta mengerakkan masyarakat ikut terlibat memikul beban dengan segala hal yang dimiliki dan dikerjakan. Bermula dari kegelisahan warga atas hidup yang kian sulit akibat wabah yang entah sampai kapan. Lalu muncul ide sederhana: membantu sesama dengan menghimpun tenaga dan sumber daya. Dari skala kecil, kampanye hidup sehat, membuat dapur umum bagi warga yang kekurangan, membeli produk tetangga dan kolega yang terkena PHK, hingga beramai-ramai ikut merakit dan menjahit alat pelindung diri (APD) ketika barang itu langka dan jadi rebutan dunia.

Baca Juga:  Dalam Dua Hari, Kasus Positif COVID-19 di Kota Bogor Bertambah 24

Ibu-ibu bergerak membuat masker kain dan APD untuk dibagikan gratis mengingat masker langka dan harganya tak terjangkau. Ada juga yang menyediakan rumah, gedung sampai hotel untuk menjadi rumah sakit darurat. Para seniman mengelar pertunjukkan online. Selain membuat gembira, juga menghimpun dana. Tak disangka, dana mengalir tanpa henti dan diberikan bagi warga terdampak COVID-19. Ini hanya sebagian dari jutaan kebaikan yang lahir dari solidaritas. Pada akhirnya sejarah mencatat, bangsa ini selamat dari ujian berat bukan pemerintah saja yang harus bekerja cepat tetapi karena kita menyadari ada solidaritas yang menjadikan kita kuat. (Red)

Sumber: ksp.go.id