Laporan Tahunan Jokowi Ma’ruf: Pulih dan Bergerak Maju (Part 4)

JABARNEWS | BANDUNG – Kerja keras mencapai kemajuan adalah demi menjadikan Indonesia Negara Maju. Tekad itu sudah bulat, puguh. Tak akan surut nyali menghadapinya. Apapun halangannya. Waktunya singkat, 2045 sudah dekat. Tahun pertama periode pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin menjadi bagian dari proses menuju Indonesia satu abad. Tak ada pilihan lain, mau tak mau, suka atau tidak suka, Indonesia harus membajak krisis sebagai sebuah momentum untuk melompat maju.

Reformasi fundamental menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan segera, dalam pola pikir dan etos kerja. Harus cepat, tepat dan fleksibel. Efisiensi, kolaborasi, dan teknologi jadi prioritas. Kedisiplinan dan produktivitas harus ditingkatkan. Saatnya mengejar ketertinggalan meski dalam keterbatasan. Lima prioritas menjadi jawaban yang harus dikerjakan: meningkatkan SDM, keberlanjutan pembangunan infrastruktur, transformasi ekonomi, penyederhanaan regulasi, dan reformasi birokrasi.

Pilar 1: Sumber Daya Manusia.

Membentuk Manusia Tangguh – Pembangunan Sumber Daya Manusia menjadi kunci Indonesia ke depan. Waktunya pendek, hanya satu generasi saja untuk mempersiapkan anak-anak Indonesia agar mampu menjawab pertarungan global. Ini tantangan sekaligus kesempatan besar yang harus dijawab dengan kerja keras, kerja cepat, dan dengan cara-cara yang cerdas. Membentuk manusia tangguh Indonesia, harus dari masa dalam kandungan hingga anak usia sekolah. Sebuah periode emas pertumbuhan ke depan. Hindarkan dari stunting, kematian ibu dan anak. Ekosistem pendidikan yang menyehatkan fisik dan mental juga disiapkan. Begitupun sekolah vokasi. Orang-orang bertalenta juga perlu difasilitasi. Penciptaan ekosistem lapangan kerja harus membuatnya kian berdaya saing, kreatif, inovatif, serta sehat dan bahagia.

Baca Juga:  Fantastis! Belasan Ribu Orang Gabung PSI Sejak Kaesang Pangarep Jadi Ketum

Catatan Kualitas Manusia Indonesia – ualitas manusia Indonesia (Indeks Pembangunan Manusia) dari tahun ke tahun mencatatkan pertumbuhan yang kian membaik. Bayi yang lahir tahun 2019 memiliki harapan untuk hidup hingga 71,34 tahun, lebih lama 0,56 tahun dibanding mereka yang lahir empat tahun sebelumnya. Pun juga harapan menikmati pendidikan lebih lama ketimbang sebelumnya. Perlu digenjot lagi untuk mendongkrak peringkat dibanding negara di Asia Tenggara.

Cegah Stunting Hadapi Bonus Demografi – Pekerjaan rumah terbesar pemerintah dalam menyiapkan SDM adalah menurunkan tingkat stunting di Indonesia. Faktor terpenting adalah pemerataan ekonomi demi mengurangi tingkat kemiskinan. Kasus stunting yang menurunkan kualitas hidup anak Indonesia harus dicegah. Agar sumber daya manusia Indonesia memiliki daya saing di kancah global. Pencegahan stunting dimulai dari persiapan calon ibu hingga menjaga perkembangan bayi agar kualitas hidup anak Indonesia lebih baik. Sehingga puncak bonus demografi di Indonesia pada 2030 tidak terbuang sia-sia.

Karena Pendidikan Bukan Beban – Banyak tantangan sektor pendidikan di tanah air yang harus dibenahi. Terutama bagaimana anak-anak di Indonesia di berbagai pelosok tanah air mendapatkan kesempatan seluasnya untuk bersekolah hingga kuliah. Mereka juga harus bersiap menghadapi persaingan global, dari usia dini hingga jenjang pendidikan tinggi. Selain itu juga soal meningkatkan skor PISA (Programme for International Student Assessment) atau kemampuan siswa di bidang sains, membaca, dan matematika. Ekosistem pendidikan juga disentuh agar responsif pada perubahan. Reformasi pendidikan melalui transformasi kepemimpinan kepala sekolah mulai dilakukan.

Baca Juga:  PKS Ingin Ciptakan Kedaulatan Pangan, Petani Catat! Ini Janjinya

Merdeka Belajar untuk Masa Depan – Lembaga pendidikan juga ikut direformasi agar merdeka dari tekanan administrasi, prestasi, penerimaan siswa baru, hingga akreditasi. Bahkan juga

ketegangan soal nilai, ujian nasional atau ujian kelulusan hingga kesejahteraan guru. Merdeka Belajar menjadi penting agar guru dan siswa mengikuti sekolah dengan menarik dan membahagiakan, namun tetap berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan dan masa depan. Di tingkat kuliah, Merdeka Belajar memberikan dorongan bagi kampus untuk membuka program studi baru serta akreditasi yang lebih fleksibel. Juga adaptif dengan kebutuhan dunia kerja.

Sekolah Gratis Hingga Sarjana – Sekolah hingga sarjana kini bisa dicapai semua kalangan masyarakat. Pemerintah menyediakan bantuannya dengan Kartu Indonesia Pintar. Upaya yang disiapkan untuk siswa SD, SMP, dan SMA. Kartu Indonesia Pintar Kuliah juga disiapkan untuk mereka yang terdata sebagai penerima KIP dan ingin melanjutkan pendidikan hingga jadi sarjana. Merekatkan Vokasi dengan Dunia Kerja – Hubungan yang saling menguntungkan antara dunia pendidikan dan dunia kerja terus diupayakan dengan pendidikan vokasi. Sekolah vokasi menyiapkan SDM sesuai kebutuhan industri.

Program Kompetensi Pencari Kerja – Pemerintah menyiapkan Kartu Prakerja untuk mengatasi pengangguran. Program bantuan pelatihan yang diberikan untuk pencari kerja dan pekerja ter-PHK. Tujuannya agar mereka memiliki kompetensi tambahan sebelum mendapatkan pekerjaan baru. Selain sebagai program, Kartu Prakerja menjadi layanan publik pertama yang dijalankan secara digital dari hulu hingga hilir. Program ini kolaborasi pemerintah dengan platform digital (market place) dan lembaga pelatihan. Di masa pandemi, Kartu Prakerja didesain menjadi “semi bansos”. Dalam tempo tujuh bulan sejak April diluncurkan, sudah 34,1 juta pendaftar.

Baca Juga:  GPK Jabar dan MCC Sosialisasikan 3M di Cimahi

Membangun Indonesia Sehat – Reformasi fundamental kesehatan dilakukan pemerintah dengan memperbaiki sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Seluruh rakyat Indonesia berhak mendapat pelayanan BPJS Kesehatan. Tujuan utamanya membangun ekosistem jaminan kesehatan yang berkeadilan. Pemerintah dan daerah bergotong royong mensubsidi iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI), Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), dan Peserta Bukan Pekerja (BP). Upaya pencegahan penyakit, pengembangan fasilitas kesehatan mulai dari Rumah Sakit hingga Balai Kesehatan terus dilakukan. Demikian pula dengan peningkatan fasilitas laboratorium, pengembangan industri obat, dan alat kesehatan.

Satu Data Kesehatan dari Genggaman – Mencegah lebih baik dari mengobati. Pemerintah menyiapkan portal satu data kesehatan berbasis keluarga agar ekosistem kesehatan masyarakat semakin kuat. Memantau kesehatan dari telepon pintar dengan M-Health. Setiap keluarga mendapatkan notifikasi status kesehatannya, dengan 12 indikator. Melalui portal ini, akses keluarga terhadap indikator kesehatan dapat diperoleh dalam genggaman tangan. (Red)

Sumber: ksp.go.id