Soal Penjualan Tanaman Hias, Ada Kabar Baik Dari Ade Yasin

JABARNEWS | BOGOR – Bupati Bogor, Jawa Barat Ade Yasin menyebutkan bahwa omzet penjualan tanaman hias di wilayahnya kini menembus angka Rp300 juta dalam sehari atau meningkat di tengah pandemi Covid-19.

“Penjualan tanaman hias justru mengalami peningkatan di masa ini, omzetnya bisa Rp200-Rp300 juta sehari secara keseluruhan di Kabupaten Bogor,” katanya usai mengunjungi kebun tanaman hias di Tamansari, Kabupaten Bogor, Sabtu (24/10/2020).

Baca Juga:  Di Depan Mapolsek Galang, Sejumlah Pengendara Diberhentikan

Menurutnya, setelah melakukan dialog dengan Paguyuban Petani Tanaman Hias Sukamantri, dengan menghadirkan Kepala Dinas Tanaman Holtikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Dekan Pertanian IPB, ia meyakini bahwa potensi tanaman hias di wilayahnya terbilang luar biasa, terlebih saat pandemi.

“Di masa pandemi sekarang ini, lagi tren mengurus tanaman, karena banyak orang yang mengalami keterbatasan untuk keluar rumah, ini bukan sekedar hobi, tetapi menghasilkan untuk keluarga dan wilayah,” kata Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor itu.

Baca Juga:  Peringati HUT RI ke-77: Presiden Jokowi Kenakan Baju Adat Sulawesi Tenggara, Wapres Ma'ruf Amin Pakai Baju Adat Banten

Ade Yasin mengaku menemui sejumlah kendala setelah berdialog dengan para petani tanaman hias, yakni terbatasnya stok tanaman untuk diekspor, keterbatasan akses transportasi menuju perkebunan, dan minimnya pameran tanaman hias.

“Dengan menggunakan program anggaran Rp1 miliar untuk satu desa, bisa dimanfaatkan untuk perbaikan infrastruktur jalan menuju rumah tanaman hias,” kata Ade Yasin.

Baca Juga:  Ini Cara Buat Kartu Keluarga Online dan Bisa Cetak Sendiri

Pada kesempatan itu ia mengajak para petani tanaman hias untuk fokus menyediakan stok agar dapat memenuhi kebutuhan ekspor. “Saat ini udah ekspor ke Eropa, Amerika, Jepang, Korea, bahkan ke Afrika. Jadi ini potensi yang luar biasa, patut kita dukung, karena ini sumber ekonomi daerah, selain pengembangan tanaman ini bisa menjadi agrowisata,” bebernya. (Ara)