Astronom Sebut Alien di Exoplanet Pantau Kehidupan di Bumi

JABARNEWS | BANDUNG – Dua peneliti membuka kemungkinan soal keberadaan kehidupan di exoplanet, planet di luar tata surya, yang mereka identifikasi. Sampai saat ini, mereka telah mengidentifikasi menemukan 1.004 deret bintang yang mungkin memiliki kehidupan.

Sebagaimana dilansir sciencealert, Minggu (25/10/2020), deret bintang tersebut berjarak 326 tahun cahaya dari Bumi. Peneliti mempelajari bintang tersebut dari exoplanet yang paling dekat dengan Bumi.

Data dari Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) digunakan untuk membuat perhitungan. Seiring berjalannya waktu, sistem deret bintang yang mungkin ada kehidupan akan berubah.

“Bila di sana ada peneliti yang melakukan penelitian, mereka akan dapat melihat tanda-tanda biosfer pada atmosfer Pale Blue Dot kami,” ungkap astronom Lisa Kaltenegger dari Universitas Cornell.

Ia melanjutkan, dan bahkan bisa melihat beberapa yang paling terang dari bintang-bintang ini di langit pada malam hari, tanpa teropong atau teleskop.

Bila ada astronom di exoplanet, mereka perlu menggunakan teknik yang sama dengan apa yang diberlakukan di Bumi untuk melihat Bumi dari sana. Dimulai dengan mengamati Bumi saat lewat di depan Matahari untuk mengetahui susunan atmosfer planet.

Baca Juga:  Heboh Exco PSSI Kompak Mundur Jelang KLB, Begini Faktanya

Menurut Lisa, para astronom bertanya soal ada kemungkinan makhluk di exoplanet yang melihat Bumi untuk mencari tanda-tanda kehidupan. Premis itu muncul di balik makalah baru yang diterbitkan pekan ini di The Monthly Notices Royal Astronomical Society.

Ia mengajukan pertanyaan yang menarik: “Bintang mana yang dapat melihat Bumi sebagai planet ekstrasurya yang transit?,” tanya Lisa.

Mereka menemukan eksoplanet dengan mencari tanda penurunan kecerahan saat sebuah planet lewat di depan bintangnya. Prinsip yang sama akan bekerja untuk peradaban alien yang cukup maju yang melihat Bumi dari ‘seberang angkasa’.

Para astronom mengidentifikasi 1.004 bintang urutan utama (mirip dengan matahari kita) yang mungkin berisi planet mirip Bumi di zona layak huni mereka sendiri.

Baca Juga:  Elf Keluar Jalur di Tol Cipali, Delapan Orang Tewas

“Semuanya dalam jarak sekitar 300 tahun cahaya dari Bumi dan yang seharusnya dapat mendeteksi jejak kimiawi Bumi kehidupan,” kata Cornell dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari CNET.

Orbit Bumi yang mengelilingi Matahari sangat penting diketahui dalam menentukan exoplanet yang dapat melihat Bumi secara langsung. Dengan cara ini, astronom bisa mengetahui letak exoplanet dengan pemandangan Bumi yang paling bagus.

Dari 1.004 yang diidentifikasi dengan zona potensial layak huni, 508 di antaranya menawarkan planet yang berada di sekitarnya melakukan observasi selama 10 jam. Sebanyak 77 persen bintang adalah tipe M atau bintang deret utama yang kecil dan menarik.

“Hanya sebagian kecil exoplanet yang kebetulan sejajar dengan garis pandang kita, sehingga kita bisa melihat mereka transit,” ujar Fisikawan Joshua Pepper dari Lehigh University.

Ia melanjutkan, “tetapi 1.000 bintang yang kami identifikasi dalam makalah kami berada di kawasan Matahari bisa melihat Bumi transit ke Matahari, menarik perhatian mereka.”

Baca Juga:  Inilah Cara Aktifkan Dark Mode Facebook di Desktop dan Web

Teleskop luar angkasa TESS telah terbukti sangat berguna sejak dioperasikan pada 2018 lalu. Sejak saat itu alat ini mengidentifikasi planet sekitar Bumi, memecahkan misteri tepi Tata Surya, serta mencari planet yang paling mirip Bumi.

Kemudian, ketika teleskop Luar Angkasa James Webb NASA akhirnya diluncurkan akan memberikan astronom lebih banyak informasi tentang komposisi exoplanet dan kisah awal alam semesta.

Saat ini, peneliti berpikir bahwa pekerjaan mereka bisa digunakan untuk mempersempit pencarian kehidupan luar angkasa di masa depan. Terutama bila astronom ingin menemukan exoplanet yang mungkin memperhatikan Bumi.

“Jika kami menemukan planet dengan biosfer yang hidup, kami akan merasa penasaran apakah ada seseorang di sana yang melihat kami juga. Jika kita mencari kehidupan yang cerdas di alam semesta, yang dapat menemukan kita dan mungkin ingin berhubungan, kita baru saja membuat peta bintang tempat di mana kita harus melihat pertama kali,” terang Kaltenegger. (Red)