Musim Hujan, Warga di Sepanjang Aliran Sungai Kota Bandung Diminta Waspada

JABARNEWS | BANDUNG – Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung mengimbau masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai untuk berhati-hati terhadap potensi banjir di musim hujan. Pasalnya, tanggul di sejumlah sungai yang membelah Kota Bandung rawan jebol saat hujan deras.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Diskar PB Kota Bandung, Dian Rudianto mengatakan, area pemukiman di sepanjang aliran sungai di Kota Bandung berpotensi dan rawan terkena bencana banjir karena tanggul jebol. Menurutnya, salah satu penyebab terjadinya banjir karena pembangunan yang keliru dengan membangun di bantaran sungai.

“Kami juga mengantisipasi ada potensi dan rawan bencana selain banjir yaitu kirmir roboh dan tanggul jebol di sepanjang aliran sungai potensinya di seluruh Kota Bandung,” ujarnya di Balai Kota Bandung, Selasa (27/10/2020).

Baca Juga:  Masuk Kategori Zona Hijau Covid-19 di Purwakarta, Muspika Sukasari Tetap Gelar Operasi Yustisi

Menurutnya, di sepanjang aliran sungai rawan banjir disebabkan faktor pembangunan yang menyalahi aturan seperti membangun di bantaran sungai. Ia menjelaskan, di bantaran sungai terdapat ruang yang tidak boleh terdapat pembangunan.

Dian mengungkapkan, sepanjang 2019 terdapat 39 kasus bencana di Kota Bandung sedangkan Januari hingga Oktober 2020 terdapat lebih dari 49 kasus bencana. Menurutnya, terjadi peningkatan kasus bencana pada tahun 2020.

Baca Juga:  Oknum ASN Gelar Resepsi Pernikahan Didenda Rp100 Ribu, Bupati Cianjur Tanggapi Ini

Dalam catatan Diskar PB pada 2019 terdapat 11 bencana banjir, 2 bencana angin puting beliung, 7 bencana longsor, 16 bencana pohon tumbang dan 3 bencana bangunan roboh. Selanjutnya, pada 2020 diantaranya terdapat 11 bencana banjir, 1 bencana angin puting beliung, 19 bencana longsor, 10 bencana kirmir roboh, 9 bencana pohon tumbang.

“2019 bencana yang banyak terjasi longsor di wilayah Bandung Utara, korban jiwa tidak ada. Mudah-mudahan tidak naik,” katanya.

Menurutnya, sebanyak 350 personel disiapkan dalam penanganan bencana di Bandung serta dibantu oleh relawan dan bekerjasama dengan aparat polisi dan anggota TNI. Pihaknya menerapkan status siaga dalam menyikapi bencana yang terjadi saat ini.

Baca Juga:  PMPRI Nilai Mekanisme Pembagian Bangub Acak-acakan

“Data yang dicatat, kejadian beberapa tahun terakhir menurut penilaian kami tidak ada kejadian besar, masih sebatas kirmir roboh, banjir cileuncang, satu dua jam surut,” ungkapnya.

Dian mengimbau masyarakat untuk memahami resiko bencana di wilayahnya masing-masing. Selain itu, diupayakan menanam lubang biopori dan menjaga lingkungan.

Kasi Tanggap Darurat Diskar PB Bandung, Roby Darwan menambahkan, ketika terjadi bencana di lapangan, para petugas menggunakan alat perlindungan diri (APD) seperti memakai masker dan sarung tangan di masa pandemi covid-19. Menurutnya, langkah tersebut dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran corona. (Red)