Cegah Banjir, Warga Purwakarta Diminta Jangan Buang Sampah Sembarangan

JABARNEWS | PURWAKARTA – Saat ini, beberapa wilayah di Kabupaten Purwakarta mulai diguyur hujan. Melihat kondisi tersebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten setempat pun mulai mengantisipasi terjadinya banjir akibat sampah.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah pada DLH Kabupaten Purwakarta, Acep Yuli mengaku pada musim hujan petugas kebersihan diintensifkan.

Tak hanya itu, sambung Acep, masyarakat juga diimbau untuk disiplin membuang sampah dan tidak membuang sampah ke saluran air, karena hal itu akan terjadi pendangkalan bahkan tersendat yang mengakibatkan air meluap ke permukaan.

Baca Juga:  Kebakaran Landa Kampung Wisata Citepus, Hanguskan Delapan Kamar Penginapan

“Simpan sampah di lingkungannya masing-masing mulai pukul 18.00 WIB sampai 06.00 WIB. Sebab, pada pukul 07.00 WIB sampah langsung mulai diangkut oleh para petugas dengan kendaraan sampah dan dibuang ke TPA Cikolotok,” ujar Acep, pada Kamis (29/10/2020).

Diktahui, ada sebanyak 400 petugas kebersihan tersebar di Purwakarta yang disiagakan.

Ia menyebut, jumlah tersebut dapat dikatakan masih kurang ideal namun akan dimaksimalkan menjaga kebersihan Purwakarta.

Baca Juga:  Terjatuh Dari Roller Coaster, Seorang Perempuan Tewas

“Soal luapan air di sungai kami hanya fokus menjaga aliran air Sungai Cimunjul dengan membentuk satu tim berisikan 15 orang untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di aliran sungai itu. Karena sungai Cimunjul mengalir ke tengah kota,” papar Acep

Tak hanya petugas, sambung dia, ada 60 armada pengangkut sampah hanya bisa melayani 11 dari 17 kecamatan yang ada, kecuali Kecamatan Sukasari, Kecamatan Maniis, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Darangdan, Kecamatan Bojong, dan Kecamatan Kiarapedes. Begitu juga penyapu jalan hanya di sekitar kota dan itu juga belum semua jalur ada.

Baca Juga:  Masukkan 11 Tokoh Perempuan ke Pengurusan PBNU Periode 2022-2027, Ini Alasan Gus Yahya

“Seperti masih kosong dari Jalan Perempatan H Iming sampai Parcom pada siang hari,” ujar dia.

Acep mengaku armada yang ada tidak bisa menjangkau semua kecamatan untuk mengangkut sampah. Untuk itu, masyarakat harus bisa mengelola sampah menjadikan nilai ekonomi.

“Pemkab sempat meminta kewilayahan untuk bisa melakukan pengelolaan sampah mandiri guna mendorong desa bisa mengelolanya sendiri dan memberdayakan warga,” imbuh Acep. (Gin)