Keren, Pelaku Usaha Perkebunan asal Bandung Raih Gamal Award 2020

JABARNEWS | BANDUNG – Sejumlah pelaku perkebunan yang berkontribusi pada penumbuhan usaha dan klaster perkebunan serta melahirkan entrepreneur muda memperoleh penghargaan Gamal Award 2020.

Gamal Institute dalam keterangan tertulis, Kamis (29/10/2020) menyebutkan penghargaan Gamal Award 2020 yang diselenggarakan dalam rangka Hari Pangan Sedunia diberikan kepada tokoh-tokoh perkebunan yang menginspirasi.

Adapun pelaku perkebunan inspiratif tersebut, yakni Supriatnadinuri, sebagai pelopor dari pengembangan Kampung Kopi Malabar di Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung.

Ketua Kelompok Tani Rahayu ini menjadi sosok inspirator karena sukses mengembangkan klaster kopi dimana kebun sumber benih, perkebunan kopi, pengolahan, kafe, agrowisata dan pusat edukasi dengan omzet bisa mencapai miliaran rupiah setiap bulannya.

“Model yang dikembangkan oleh Supriatnadinuri bersama petani anggota kelompoknya menjadi contoh yang layak dikembangkan petani pekebun di daerah lain yang menciptakan nilai tambah dan uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi,” ujar mantan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian itu.

Baca Juga:  Mall di Karawang Boleh Beroperasi Lagi, Karyawan Harus Sudah Divaksin

Kemudian Bonardo, salah satu pengusaha muda yang sukses menumbuhkan usaha penangkar kelapa sawit yang menyediakan bibit mencapai 950 ribu batang di 2 provinsi yakni Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan sepanjang 2020 sekaligus sebagai penyedia bibit terbesar di Indonesia.

“Pencapaian Bonardo menjadi inspirasi bagi anak-anak muda untuk terjun ke bisnis penangkar khususnya untuk mendukung penyediaan bibit kelapa sawit bagi petani dalam kaitan mendukung program peremajaan kelapa sawit rakyat,” ujar pendiri Gamal Institute, Gamal Nasir.

Selanjutnya Efli Ramli, sebagai tokoh kemitraan yang cukup energik untuk kelapa, sebagai salah satu eksportir cocofiber dan cocopeat terbesar di Indonesia melalui perusahaannya PT Mahligai Indococoa Fiber yang berlokasi di Lampung sukses menumbuhkan industri-industri pengolahan di pedesaan.

Baca Juga:  DPRD Jabar Berharap BUMDes Mampu Majukan Ekomoni Masyarakat Desa

Ketua Umum AISKI (Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia) ini berperan dalam memfasilitasi penyedia mesin memanfaatkan dana KUR dimana perusahaannya berperan sebagai avalis, memberikan pelatihan dan menjamin pembelian.

Melalui kemitraan ini, berdampak tumbuhnya usaha UMKM dan petani kelapa menikmati nilai tambah di sejumlah provinsi yakni Aceh, Padang, Lampung dan Jawa Barat.

Setelah itu,Irwan Ibrahim sebagai petani kakao yang sukses mengembangkan kafe cokelat dan memproduksi cokelat enak menggunakan biji kakao dari petani.

Usaha yang identik dengan gaya hidup itu ia kembangkan bersama rekan petani satu kelompok taninya berada di jalan lintas Sumatera, tepatnya di Pidie Jaya.

Baca Juga:  KPK Geledah PJT II Jatiluhur Selama 14 Jam

Kafe cokelat ini masih eksis dan merubah keyakinan banyak orang bahwa petani mustahil membuat cokelat enak dan mengembangkan kafe di daerah pinggiran .

Menurut Gamal, upaya yang dilakukan penyuluh petani swadaya ini bisa menjadi model pemberdayaan petani khususnya kakao, dimana petani tidak saja menghasilkan bahan mentah namun juga bisa menghasilkan produk turunan yang bernilai tambah.

Terakhir, Adelinge sebagai sosok yang aktif dalam pembinaan anak-anak muda menjadi entrepreneur muda di bidang kopi. Ia mendorong tumbuhnya kafe yang dikelola oleh anak muda. Ia membina setidaknya 100 anak muda melalui pendekatan kelompok di Kota Bengkulu, Pangandaran, Jawa Barat dan Malang, Jawa Timur. (Ara)