Longsor Terjang Jembatan Darurat Di Tasikmalaya, Dua RT Terisolir

JABARNEWS | TASIKMALAYA – Hujan deras mengguyur Kabupaten Tasikmalaya Minggu (1/11/2020), memicu memicu tebing setinggi lebih kurang 100 meter terjadi longsor.

Sebuah jembatan darurat sepanjang 25 rusak tersapu material longsor di Kampung Panampikan, Desa Bugel, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.

Akibatnya, 75 kepala keluarga (KK) dari 2 RT di Kampung Panampikan terisolir. Jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan yang bisa dilalui kendaraan bermotor.

Bhabinkamtibmas Desa Bugel Bripka Awan Nopiana mengatakan, sejak Minggu siang hujan deras mengguyur wilayah Ciawi dan sekitarnya. Usai hujan reda, tebing yang sebelumnya juga pernah longsor kembali longsor memutus jalan desa dan jembatan.

Baca Juga:  Wagub Buka Rakor Apeksi Komwil III Di Tasikmalaya

“Akses jalan ke Kampung Panampikan kini terputus lantaran jembatan darurat yang terbuat dari bambu terseret material longsor,” ujar Awan.

Menurutnya, jembatan darurat tersebut dibangun pada Juni 2020 lalu, setelah jembatan permanen yang baru selesai dibangun ambrol tersapu longsor. Tidak hanya jembatan, saluran irigasi dan saluran pipa air bersih pun terputus tersapu longsor.

Baca Juga:  Dishub Jabar Prediksi Puncak Arus Mudik Mulai 29-30 April 2022

“Saat itu Tim SAR, BPBD Kabupaten Tasikmalaya, TNI dan Polri membangun jembatan darurat agar warga yang terisolir bisa kembali beraktivitas. Kini jembatan kembali terseret longsor, sehingga warga terisolir lagi,” ungkapnya.

Ia menambahkan, melihat kondisi tanah tebing yang labil dan diperkirakan kembali longsor, besar kemungkinan akses jalan ini tidak akan kembali difungsikan.

“Kejadian longsor ini merupakan kali ke 4-nya yang menyebabkan jembatan terputus,” ujarnya.

Baca Juga:  Jajal Sungai Cilutung Majalengka Dengan Rafting

Untuk sementara waktu aktivitas warga terpaksa harus melintasi jalan alternatif lain yang tidak bisa dilintasi kendaraan. Jika jalan desa ini difungsikan kembali tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal serupa karena kondisi tanah yang rawan longsor.

“Rencana pembuatan jalan baru sebetulnya sudah dimusyawarahkan di tingkat desa agar aktivitas warga tidak kembali terganggu oleh longsor dan untuk menghindari jatuhnya korban,” pungkasnya. (Red)