Pilkada Kabupaten Bandung Didominasi Perempuan, Begini Kata Pengamat

JABARNEWS | BANDUNG – Pengamat politik Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Asep Warlan menyebut Kabupaten Bandung sangat mustahil di pimpin oleh seorang perempuan, meski didominasi dua pasangan calon (paslon) perempuan di Pilkada 2020.

Dia menjelaskan bahwa Kabupaten Bandung memiliki luas wilayah dan kawasan industri menjadi hal yang dapat menimbulkan polemik.

Sebelumnya, Pilkada di Kabupaten Bandung diikuti tiga Paslon dua diantaranya, kandidat perempuan, pasangan Nia-Usman, Yena-Atep dan Dadang-Syahrul.

“Kabupaten Bandung, Wilayahnya sangat luas dan banyak tantangannya. Oleh karena itu laki-laki lebih pantas untuk duduk sebagai kepala daerah di Kabupaten Bandung,” kata Asep saat dihubungi, Selasa (3/11/2020).

Baca Juga:  Di Indramayu Ada Klaster Covid-19 Baru Setelah 10 Orang Dinyakan Positif

Dia berasumsi bahwa peluang perempuan menang di Pilkada Kabupaten Bandung tidak sebesar laki-laki. Hal tersebut, lanjut dia, bukan berarti perempuan tidak diperhitungkan, tetapi karena tradisi di Kabupaten Bandung pemimpinnya dipegang oleh laki-laki.

“Tapi itu tidak sebuah pupulritas objektif yang merata, ini hanya orang-orang tertentu saja yang paham tentang kondisi objektif di Kabupaten Bandung,” ucapnya.

Kendati demikian, ujar Asep, tren perempuan jadi kepala daerah terjadi di Pilkada secara langsung 2005. Namun, lanjut dia, pemimpin perempuan baru ada sejak pilkada 2009 dan 2014.

Baca Juga:  Setiawan Wangsaatmaja Sebut Capaian Indeks Reformasi Birokrasi Jabar Lebihi Target, Segini Angkanya

Asep mencontohkan pemimpin perempuan sudah ada di Kabupaten Indramayu, Kota Cimahi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta.

“Saya kira bukan hal mustahil perempuan membuka peluang untuk menjadi kepala daerah pertama di Kabupaten Bandung,” ujarnya.

Asep menjelaskan, dalam kontestasi politik konsolidasi dan usaha untuk mencari dukungan, tidak akan menutup kemungkinan bahwa paslon perempuan di Kabupaten Bandung bisa menang dan memimpin.

Baca Juga:  PT LIB: Kick Off Liga 1 2021 Tidak Berubah, Masih Tetap Sesuai Rencana

Selain itu, Asep menyebut masyarakat tidak peduli dengan kompleksitas. Yang penting, sambung dia, masyarakat suka paslon jujur, programnya bagus kemudian didukung partai besar.

Saat disinggung kandidat perempuan yang terkuat, Asep menyampaikan bahwa ada dua paslon yang dianggap paling kuat yakni Nia-Usman yang diusung Golkar dan Yena-Atep diusung PDIP.

“Tetapi Sangat bergantung pada iktiar dan figur, progam visi misi, dukung tokoh-tokoh masyarakat. Kalau itu di manfaatkan bukan mustahil ibu Nia dan Yena jadi pemimpin perempuan,” tutupnya. (Rnu)