Ada Klaster Ponpes, Satgas Covid-19 Sukabumi Kaji Ulang Pembelajaran Tatap Muka

JABARNEWS | SUKABUMI – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akan mengkaji kembali pembelajar tatap muka yang sudah dilaksanakan sejumlah lembaga pendidikan keagamaan sejak pertengahan tahun ini. Kebijakan itu menyusul ditemukannya klaster baru Covid-19 di Pesantren Unggul Al Bayan, Kecamatan Cibadak.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Rika Mutiara, mengatakan kasus ditemukannya ratusan santri Pesantren Unggul Al Bayan yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus menjadi contoh bahwa pembelajaran tatap muka masih cukup berisiko di masa pandemi Covid-19. Karena itu, perlu ada pembahasan lebih lanjut menyangkut keberlangsungan pembelajaran tatap muka.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Rika Mutiara, mengatakan kasus ditemukannya ratusan santri Pesantren Unggul Al Bayan yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus menjadi contoh bahwa pembelajaran tatap muka masih cukup berisiko di masa pandemi Covid-19. Karena itu, perlu ada pembahasan lebih lanjut menyangkut keberlangsungan pembelajaran tatap muka.

Baca Juga:  Banjir Bandang Terjang Kawasan Gunung Mas Bogor, 475 Orang Mengungsi

Sejatinya, kata Rika, pada kondisi pagebluk Covid-19 saat ini, pembelajaran secara daring tentu dirasa akan cukup aman dari potensi penularan virus korona. Rika menuturkan sejak dibukanya pembelajaran tatap muka, memang belum ada laporan terjadinya penularan di lingkungan pendidikan keagamaan.

“Memang sudah ada beberapa pesantren yang sudah tatap muka sejak pertengahan tahun ini. Baru kali inilah ada yang positif,” tuturnya.

Rika mengaku, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi telah melakukan upaya 3T yakni pemeriksaan (testing) serta enelurusan dan pelacakan (tracking dan tracing) di pesantren bersangkutan. Pun bagi santri lain yang dinyatakan negatif wajib mengikuti tes usap kali kedua.

“Kami juga di Satgas tentu akan melakukan tes usap bagi para guru di lingkungan pesantren,” kata Rika.

Baca Juga:  Menkes Resmikan Pabrik Farmasi PT B. Braun Medical Indonesia Di Karawang

Informasi terakhir hingga Sabtu (7/11/2020) malam, jumlah santri di Pesantren Unggul Al Bayan yang terkonfirmasi positif covid-19 mencapai 282 orang. Saat ini tinggal menunggu hasil pemeriksaan sampel tes usap dari 3 orang santri yang belum kelar.

“Jumlah seluruh santri yang menjalani tes usap sebanyak 334 orang. Sebanyak 282 orang terkonfirmasi positif, 59 orang negatif, dan 3 orang belum keluar hasilnya,” jelas Rika.

Saat ini mereka yang positif menjalani isolasi mandiri di lingkungan pesantren. Pun bagi yang dinyatakan negatif, mereka harus menjalani karantina.

“Kalaupun ada yang harus dirawat rumah sakit, kami sudah menyiapkan ruangan di RSUD Sekarwangi Cibadak dan RS Hermina. Ada 25 tempat tidur yang disiapkan di dua rumah sakit,” tuturnya.

Terpisah dari itu, Pjs Bupati Sukabumi, Raden Gani Muhamad, memerintahkan Satgas Penanganan Covid-19 dan Dinas Kesehatan mengambil langkah-langkah konkret terhadap kasus klaster baru di Pesantren Unggul Al Bayan. Pad Sabtu (7/11/2020), Gani memimpin langsung rapat koordinasi penanganannya di Pendopo Sukabumi.

Baca Juga:  Kampanye di Bandung, AHY Siap Pejuangkan Program Pro Rakyat

“Diperlukan langkah cepat agar penyebarannya tidak meluas,” kata Gani.

Satu di antara langkah antisipatif, kata Gani, Pemkab Sukabumi menginstruksikan agar segala aktivitas di lingkungan pesantren dihentikan sementara waktu. Selain itu, segera dibangun posko di sekitar lingkungan pesantren dengan melibatkan tenaga kesehatan, TNI, Polri, serta satgas tingkat kecamatan.

“Posko ini untuk memantau perkembangan di lapangan selama upaya pemulihan dan dekontaminasi,” tegasnya.

Pemkab Sukabumi pun segera berkoordinasi dengan Kementerian Agama yang membawahi lingkungan pendidikan keagamaan. Koordinasi itu untuk mengantisipasi kejadian serupa di sejumlah pesantren lain yang melaksanakan belajar tatap muka. (Red)