Selain Covid-19, Dinkes Cimahi Minta Warga Waspadai Penyakit Nyeri Sendi Ini

JABARNEWS | CIMAHI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi meminta masyarakat untuk mewaspadai virus chikungunya. Sekalipun, kasus yang disebabkan oleh nyamuk itu terbilang langka di Cimahi.

Apalagi, baru-baru ini Dinkes Cimahi mendapati dua warga yang diduga menderita penyakit tersebut. Dua warga itu merasakan sakit pada otot, lemas, hingga nyeri sendi yang merupakan gejala chikungunya.

“Yang dua orang itu baru diduga terkena chikungunya, karena gejalanya mengarah dan hasil penyelidikannya ditemukan jentik,” kata Kepala Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Cimahi Romi Abdurakhman, melalui staffnya, Eka Febriana, Selasa (10/11/2020).

Menurut dia, kedua orang yang mengalami gejala chikungunya itu berasal dari satu keluarga, yang tinggal di Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara.

Baca Juga:  Disperindag Garut Telusuri Penyebab Harga Cabai Diatas Normal

Adapun untuk kepastiannya apakah terkena cikungunya atau tidak, masih harus melalui uji laboratorium. Sementara ini, menurut Eka, uji labolatorium belum bisa dilakukan mengingat Dinkes masih fokus untuk melakukan uji sampel sampel Covid-19.

Meski begitu, dia menekankan, petugas Dinkes telah melakukan upaya pencegahan dengan melakukan fogging di sekitar kediaman terduga atau suspeck tersebut.

Fogging dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memutus penularan chikungunya, yang media penularannya sama dengan penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD), yakni melalui nyamuk.

Baca Juga:  121 Ribu Warga Karawang Belum Lakukan Perekaman e-KTP

“Namun, kedua warga itu tetap harus ditangani dan diobati sampai sembuh. Kami juga sudah lakukan fogging,” ujarnya.

Awal tahun lalu, ungkap Eka, pihaknya sempat mengirim sampel sebanyak 20 orang yang diduga menderita chikungunya. Hasilnya ada sekitar 10 lebih yang terkonfirmasi menderita cikungunya.

“Alhamdulillah sampai sekarang belum ditemukan yang meninggal karena chikungunya. Bahayanya gangguan pada bagian sendi, sulit bergerak. Kalau di Cimahi memang langka, enggak setiap tahun ada,” jelasnya.

Chikungunya, jelas dia, merupakan penyakit akibat infeksi virus yang ditularkan nyamuk aedes albopictus, yang satu jenis dengan nyamuk penyebab DBD. Cara perkembangbiakannha pun sama, yakni melalui genangan-genangan air.

Baca Juga:  Soal Belajar Tatap Muka di Tebing Tinggi, Ini Syarat dari Umar Zunaidi

“Cuma kalau chikungunya itu kan ciri khasnya nyeri pada sendi sampai mengganggu aktivitas. Kalau DBD, serangan pendarahannya cepat, ada emam juga,” papar Eka.

Cara mengantisipasi penyebaran chikungunya, lanjut dia, juga sama seperti pencegahan DBD, yakni melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah masing-masing.

Selain itu, pencegahannya juga dilakukan dengan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempan penampungan air dan mendaur ulang barang bekas.

“Plus menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan rapelent dan sebagainya, dan tidak menggantung pakaian bekas,” imbuhnya. (Yoy)