Banyak Masalah, Pengamat Nilai PJJ Perlu Dievaluasi

JABARNEWS | BANDUNG – Pengamat kebijakan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan menilai pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) perlu dievaluasi untuk mengetahui masalah yang ada di lapangan.

Dia mengatakan bahwa sampai saat ini masalah evaluasi PJJ masih belum jelas, padahal ini menjadi poin penting untuk mengetahui kendala yang terjadi.

“Sampai saat ini saya juga masih cukup bingung apakah evaluasi itu sudah dilakukan atau belum. Padahal dari evaluasi tersebut nantinya bisa terpetakan apa saja kendala yang ditemukan dalam penerapan PJJ,” kata Cecep saat dihubungi, Rabu (11/11/2020).

Baca Juga:  Pencak Silat Akan Diajukan Sebagai Nominasi Warisan Budaya Takbenda Dunia Kepada UNESCO

Menurutnya, tak bisa dipungkiri jika jaringan internet yang belum bisa mengcover seluruh wilayah di Jawa Barat. Sehingga, lanjut Cecep, menjadi salah satu permasalahan pokok yang harus diperhatikan dalam mengembangkan PJJ ini.

“Ketika berbicara tentang masalahnya, sebenarnya yang klasik saja seperti tidak semua daerah tercover jaringan internet. Belum lagi masalah masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah itu juga harus diperhatikan,” ucapnya.

Baca Juga:  Waduh.. Jumlah Pengguna Narkotika di Jabar Capai 800.000 Orang

Cecep menyebut, tak sedikit guru yang harus turun ke lapangan membuat kelompok belajar agar generasi muda tetap mendapatkan ilmu bagi masa depan.

“Hasilnya, dari permasalahan itu ya guru yang berupaya memutar otak dengan turun langsung mendatangi muridnya membentuk kelompok belajar. Tentunya agar anak-anak ini tidak kehilangan kesempatan menimba ilmu akibat pandemi,” ujarnya.

Baca Juga:  Beri Bantuan Tambahan Modal, Presiden Jokowi: Jangan Digunakan Untuk Beli HP

Cecep menjelaskan, PJJ merupakan kemajuan tekhnologi. Hanya saja, sambung dia, tanpa perhatian penuh dari pemerintah hasilnya pun tidak akan maksimal.

“PJJ ini merupakan metamorfosis yang bisa diterapkan dalam jangka panjang dan sangat bermanfaat bagi anak-anak kita. Tetapi jika tidak diawasi dengan bijak, hasilnya tidak akan optimal. Justru malah bisa berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan di Jawa Barat maupun Indonesia,” tutupnya. (Rnu)