Kabar Gembira untuk Pelajar SMK dari Nadiem Makarim

JABARNEWS | JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan dua program baru bidang pendidikan yang dianggap sebagai terobosan baru. Keduanya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)–Diploma Dua (D2) Jalur Cepat dan Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (D4).

“Program ini merupakan terobosan baru yang tidak hanya menambah daya tarik pendidikan vokasi tapi juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih yang terbaik untuk dirinya,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam peluncuran program itu di Jakarta, Jumat (13/11/2020).

Selain itu, kedua program ini diharapkan memberi kesempatan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang andal dan matang. Melalui program SMK-D2 Jalur Cepat, siswa dibebaskan memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat.

Baca Juga:  Cek Syarat dan Lokasi SIM Keliling Karawang Senin 5 Juni 2023

Sedang melalui Program Peningkatan Program Studi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan, peserta didik berkesempatan menambah satu tahun untuk mendapatkan keterampilan yang lebih dalam.

“Sehingga berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” kata Nadiem.

Nadiem menjelaskan, kedua program bertujuan sama, yakni peserta didik mendapatkan kesempatan sebanyak mungkin pengalaman dari dunia usaha dan industri. Pada akhirnya, kesempatan lulusan vokasi mendapatkan pekerjaan yang layak semakin besar karena sudah selaras dengan kebutuhan di dunia usaha dan industri tersebut.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto, mengatakan, prinsip dasarnya program harus berbasis kebutuhan nyata dari dunia usaha dan industri.

Baca Juga:  Hore, PNS dan PPPK di Pemkab Purwakarta Dapat THR Hari Ini

“Tanpa itu, maka program ini tidak dapat berjalan,” katanya.

Untuk bisa mendapatkan gelar D2, peserta didik Program Jalur Cepat SMK-D2 yang telah menjalankan pendidikan di SMK selama tiga tahun (termasuk praktik kerja lapangan selama enam bulan), dapat secara merdeka memilih meneruskan langsung 1,5 tahun pendidikan di Perguruan Tinggi Vokasi.

“Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi, jadi pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” katanya menjelaskan.

Syarat khusus lainnya, yaitu kurikulum disusun bersama (SMK, perguruan tinggi, dan dunia usaha dan industri) sejak semester satu hingga sembilan. Selama sembilan semester tersebut, para dosen PT dan ahli bergabung dengan para guru SMK untuk terjun langsung mengajar para siswa SMK sejak kelas 10 SMK sampai dengan mereka lulus D2 pada semester sembilan.

Baca Juga:  Duh! Sepasang Lansia di Kota Banjar Rugi Puluhan Juta Ditipu Dukun Pengganda Uang, Waspadai Modusnya

Kepala Sekolah PGRI Mejayan, Madiun, Jawa Timur, Sampun Hadam, mengatakan program itu tidak datang tiba-tiba. SMK PGRI Mejayan, kata dia, sudah sejak dua tahun yang lalu menerapkan program asessment industri pada semester satu, dua, tiga dan empat bersama industri.

“Dengan program ini diharapkan asessment tidak hanya dengan industri tapi dengan Politeknik. Sehingga kita akan lebih kuat memahami dan memotivasi siswa,” kata Sampun mengungkap harapannya untuk hasil program terobosan di era Mendikbud Nadiem Makarim tersebut. (Red)