Tempat Tidur Pasien Covid-19 Menipis, Pemkot Bogor Khawatir Soal Ini

JABARNEWS | BOGOR – Ketersediaan tempat tidur di Kota Bogor kini berada di angka 40 persen dan dikhawatirkan akan kembali tergelincir ke zona merah. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor Dedie A Rachim.

“Ada beberapa peristiwa yang pertama kemarin ada unjuk rasa omnibus law, ada cuti panjang bersama dan barulah sekarang dalam dua minggu terakhir ada peningkatan kasus semakin tinggi di Indonesia termasuk Kota Bogor,” kata Dedie, Minggu (15/11/2020).

Dedie melanjutkan, ini harus menyadarkan semua kembali agar melakukan protokol kesehatan ketat dimanapun, termasuk kegiatan apapun. Jangan terbuai dengan zona oranye Kota Bogor dan jangan sampai Kota Bogor tergelincir ke zona merah lagi.

Baca Juga:  Ini Lima Kunci Sukses Kepemimpinan Menurut Atalia Praratya, Apa Saja?

“Yang harus diwaspadai sekarang bed occupancy rate dari rumah sakit sekarang di atas 50 persen dan ini sudah menjadi warning. Buat kami warning dan kami resmikan ada enam kamar di RS Marzuki Mahdi, tujuannya itu menambah occupancy rate kamar dieumah sakit selain RSUD dan mudah-mudahan diikuti semua rumah sakit,” tambahnya.

Baca Juga:  Pengecatan Rutilahu oleh Satgas TMMD

Dedie menegaskan, pihaknya meminta RSUD Kota Bogor menambah kapasitas jadi sekarang ada 122 kamar dari total 445 ranjang yang tersedia di Kota Bogor.

“Sekarang sudah 300 lebih hampir 60 persen dan ini sangat berbahaya sekali,” tegasnya.

Dedie memaparkan, untuk vaksin Kota Bogor menyiapkan simulasi dan harus dipetakan dahulu siapa saja yang akan menerima vaksin. Untuk tahap pertama ada empat titik, salah satunya Puskesmas Tanah Sareal.

Baca Juga:  Kembali Lecehkan Bocah, Predator Anak di Karawang Terancam Hukuman Segini

“Kami mendapatkan kehormatan untuk ujicoba ada sekitar 350 jumlahnya dan warga akan diseleksi terutama petugas kesehatan, petugas laboratorium, pemulasaran jenazah, sopir ambulan, penggali kubur dan petugas menjadi garda terdepan dalam perang melawan Covid-19,” paparnya.

Dedie menerangkan, yang penting sudah disiapkan simulasi dan list sudah disiapkan, untuk kapan vaksinnya pemerintah pusat yang tahu.

“Yang harus diingat sebelum diberikan vaksin warga itu harus terbebas dari Covid-19 atau sehat. Harus diuji swab tes juga,” pungkasnya. (Red)