Menengok Nasib Pedagang Jajanan Keliling di Tengah Pandemi Covid-19

JABARNEWS | CIANJUR – Tetesan keringat Ojon (28) jadi saksi perjuangan di tengah pandemi Covid-19. Ia terpaksa memikul dagangan di setiap harinya, mengelilingi Desa Kebonpeuteuy, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Bapak dari dua orang ini, tak bisa menolak atas pilihanya untuk menjadi buruh dagang jajanan anak, ia berkeliling dengan memakai masker dari kampung ke kampung dengan jalan kaki, dari pagi hingga menjelang malam.

Baca Juga:  Jelang HUT ke 74 Polwan, Srikandi Polres Purwakarta Gelar Ziarah ke Makam Pahlawan

“Ya, apa saja yang bisa digeluti (tekuni) semampunya yang penting ada penghasilan untuk resiko dapur,” ucap Ojon.

Meski begitu, pada awalnya profesi Jojon itu merupakan buruh lepas dari pabrik cemilan kacang tanah , yang kemudian dirinya kini menyambil jualan keliling.

Rutinitas keseharian Ojon, kerja di pabrik sebagai buruh harian lepas dibayar per hari Rp30 ribu. Pada saat pandemi ini, ia hanya bekerja dalam satu minggu haya pada hari Jum’at.

Baca Juga:  Cegah Covid-19, Polisi di Purwakarta Blusukan ke Permukiman Penduduk

“Karena seminggu kacang tanah yang akan disangrai gak menentu ada. Paling kalau kosong jualan, pulang. Karena tidak dibayar, hanya dikasih makan saja,” tutur Ojon.

Jajanan yang ditawarkan Ojon dengan harga antara Rp1000 dan ada juga jajan harga Rp2000 per bungkus, per plastik. Bisanya, sehari mempersiapkan sekitar 100 hingga 200 hingga bungkus.

Ojon menuturkan, rasa cemas dan keresahan pasti ada, takut terkena atau terpapar virus corona. Makanya selalu memakai masker bila keliling jualan, tak pernah lepas selalu menempel.

Baca Juga:  Puting Beliung Terjang Sejumlah Wilayah di Sumedang

“Penghasilan saat ini paling sekitar Rp300 ribu. Belum setor ke yang punya barang (pemodal), karena saya hanya jualan saja. Lalu, kalau barang kan ngambil,” bilang Ojon.

“Untungnya sedikit lebihnya per bungkus hanya Rp300 rupiah hingga Rp700 rupiah saja. Dan, kebanyakan beli anak-anak, kalau orang dewasa jarang,” tambahnya. (Mul)