Mengejutkan, Facebook Buka Data Soal Postingan Ujaran Kebencian

JABARNEWS | BANDUNG – Sebuah layanan jejaring sosial bernama Facebook untuk yang pertama kalinya memberikan data tentang angka prverensi ujaran kebencian di platform tersebut.

Dari kuartal tiga (Q3 2020), Facebook mengungkapkan dari setiap 10.000 potingan ada sekitar 10 hingga 11 postingan yang berisi ujaran kebencian.

Di bawah pengawasan atas kebijakan pelanggarannya, terutama seputar pemilihan presiden AS bulan ini, Facebook merilis perkiraan tersebut dalam laporan moderasi konten triwulannya.

Mengutip Reuters dari laman Inilah Koran, Kepala Keamanan dan Integritas Facebook Guy Rosen mengatakan bahwa mulai dari 1 Maret hingga pemilu 3 November lalu, pihaknya telah menghapus lebih dari 265.000 konten dari Facebook dan Instagram di AS karena melanggar kebijakan campur tangan pemilihnya.

Baca Juga:  Risma dan Sandi Jabat Menteri Indonesia Maju, Begini Kata Pengamat

Facebook juga mengatakan telah mengambil tindakan terhadap 22,1 juta konten ujaran kebencian pada Q3, sekitar 95 persen di antaranya diidentifikasi secara proaktif. Sementara, pada kuartal dua, Facebook telah menindak 22,5 juta konten ujaran kebencian.

Perusahaan media sosial tersebut mendefinisikan ‘mengambil tindakan’ dengan menghapus konten, menutupinya dengan peringatan, menonaktifkan akun atau meneruskannya ke lembaga eksternal.

Sementara itu, platform berbagi foto milik Facebook, Instagram, telah mengambil tindakan terhadap 6,5 juta konten ujaran kebencian, naik dari 3,2 juta di Q2. Sekitar 95 persen dari konten ujaran kebencian tersebut diidentifikasi secara proaktif, meningkat 10 persen dari kuartal sebelumnya.

Baca Juga:  Lokasi SIM Keliling Purwakarta Senin 5 Juni 2023

Pada pertengahan tahun ini, kelompok hak sipil mengorganisir boikot iklan di Facebook yang meluas untuk mencoba menekan perusahaan media sosial itu agar bertindak melawan ujaran kebencian.

Pada Oktober, Facebook mengatakan sedang memperbarui kebijakan ujaran kebencian untuk melarang konten apa pun yang menyangkal atau mendistorsi Holocaust, perubahan haluan dari komentar publik yang dibuat oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg tentang apa yang harus diizinkan di platform tersebut.

Facebook mengatakan telah mengambil tindakan terhadap 19,2 juta konten kekerasan dan grafis di kuartal ketiga, naik dari 15 juta di kuartal dua. Di Instagram, Facebook menindak 4,1 juta konten kekerasan dan grafis, naik dari 3,1 juta pada Q2.

Baca Juga:  Bukti Nyata Sinergitas TNI & Polri, Kapolres Purwakarta Hadiri Upacara HUT TNI

Rosen mengatakan Facebook berharap memiliki audit independen atas angka penegakan kontennya selama 2021 mendatang.

Awal pekan ini, Zuckerberg dan CEO Twitter Jack Dorsey dipuji oleh Kongres AS soal praktik moderasi konten perusahaan mereka, mulai dari tuduhan bias politik oleh Partai Republik hingga keputusan tentang ujaran kekerasan.

Pekan lalu, Reuters melaporkan bahwa Zuckerberg dalam pertemuan dengan semua staf mengatakan bahwa mantan penasihat Gedung Putih Trump, Steve Bannon, tidak cukup melanggar kebijakan perusahaan ketika dia mendesak pemenggalan dua pejabat senior AS. (Red)