Waspada Ular Masuk Rumah pada November-Desember, Ini Penjelasannya

JABARNEWS | CIMAHI – Pada awal musim hujam seperti sekarang ini, masyarakat perlu lebih waspada akan potensi kehadiran ular ke dalam rumah. Pasalnya, musim hujan biasanya menjadi momen perkembangbiakan ular.

Komandan Regu Damkar Kota Cimahi Indrahadi mengaku Damkar sering menerima laporan warga yang meminta bantuan evakuasi ular di dalam rumah. Pada akhir tahun 2019 bahkan banyak laporan ular jenis kobra yang masuk pemukimam warga.

Indrahadi menilai, ular yang hidup di saluran air terusik dan terdesak keluar dari habitatnya karena air hujan meluap. Tak jarang, ular itu mencari perlindungan masuk ke pemukiman warga.

Meski tidak diberi pelatihan khusus penanganan satwa, petugas selalu sigap segera datang untuk melakukan evakuasi. Dengan alat bantu berupa tongkat grab stik dan kemampuan autodidak, petugas dituntut berhasil menyelesaikan permasalahan warga.

“Memang idealnya ada peningkatan kapasitas kemampuan personil. Namun, tuntutan masyarakat terhadap Damkar sangat besar, jadi kami tetap harus membantu warga secara proporsional,” katanya, Selasa (24/11/2020).

Baca Juga:  Jadwal Buka Puasa dan Salat Wilayah Purwakarta, Subang, Karawang Rabu 19 April 2023

Ketua Penasehat Komunitas Reptil Bandung Firman Nurdiansyah mengatakan, kasus ular masuk pemukiman dirasa wajar, karena pada November-Desember musim bagi ular untuk bertelur dan menetaskan telurnya.

Kasus ular masuk ke rumah-rumah warga biasanya banyak terjadi di lingkungan yang dekat dengan perkebunan atau pesawahan, maupun daerah lain yang memiliki sumber air yang mengalir.

“Jadi bukan hal aneh lagi kalau musim ini banyak sekali laporan dari masyarakat terkait penemuan ular dilingkungan sekitar perumahan warga. Memamg musim bertelur dan habitat asli ular sudah berkurang,” katanya.

Firman memaparkan, ular sebagai hewan berdarah dingin cenderung menyukai tempat yang lembab dan teduh. Akan tetapi, mereka juga tidak menyukai suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas.

Baca Juga:  Pembunuhan Sadis di Kebun sawit di Tanjungbalai Terungkap, Salah satu Pelakunya Paranormal

Soalnya, ular tidak bisa menghasilkan suhu panas di dalam tubuhnya. Akhirnya, untuk menghangatkan tubuhnya, satwa melata ini akan mencari tempat-tempat yang hangat.

“Seperti di bawah tumpukan bebatuan, tanah, dan daun-daun kering, meski habitat aslinya di area perkebunan, persawahan, area yang dekat dengan aliran air atau sungai, dan daerah yang banyak hama tikus,” sebutnya.

Dari berbagai jenis ular yang ada di Indonesia, menurut dia, ada sekitar 20 persen ular yang memiliki bisa mematikan. Selebihnya ialah jenis ular yang memiliki bisa rendah atau tidak berbisa sama sekali.

Meski begitu, masyarakat juga perlu waspada bahwasan jenis ular berbisa tinggi pun masih banyak ditemui disekitar lingkungan masyarakat. Jenis ular berbisa yang biasa ditemukan umumnya ular weling, ular kobra, ular gibuk atau ular tanah.

“Beberapa jenis ular yang biasanya ditemukan masuk ke area pemukiman warga adalah jenis-jenis ular tikus (rat snake), tidak berbisa seperti ular koros, ular jali, ular cicak, ular pipa, dan kadang ular python atau sanca,” tuturnya.

Baca Juga:  Polres Purwakarta Siap Bantu Pemudik yang Kesusahan di Jalan

Bagi masyarakat yang tidak sengaja menemukan reptil tersebut di dalam rumah, Firman mengimbau untuk tidak langsung panik. Jika sempat, kenali jenis ular apa yang dilihat atau tanyakan dan meminta bantuan ke petugas Damkar atau ke komunitas reptil.

“Jangan langsung memegang atau menangkap ular tersebut menggunakan tangan kosong. Jika memiliki pengetahuan, bisa menggunakan safety tool sederhana, seperti tongkat panjang dan sebuah pengki untuk memindahkan posisi ular,” tuturnya.

Kecuali, ujar dia, jika ular tersebut membahayakan warga. Maka akan lebih baik jika ular itu sebisa mungkin dimatikan dengan memakai alat-alat yang bisa digunakan. (Yoy)