Ternyata Begini, Respons Imun Tanpa Antibodi Terhadap Virus Bahkan Covid-19

JABARNEWS | BANDUNG– Perlunya Peningkatan sistem Imun pada pandemi, hampir 2 juta orang dengan kematian mencapai lebih dari 100 ribu kasus. Bila dilihat, kematian akibat lebih banyak terjadi pada pasien lanjut usia. Selain itu, keparahan Covid-19 juga lebih banyak dijumpai pada individu-individu yang sedang atau pernah memiliki riwayat penyakit diabetes, jantung dan penyakit kronis lainnya. Yang menarik, tidak semua pasien Covid-19 menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala yang ringan saja. Hal ini diduga akibat perbedaan kekuatan sistem imun tubuh, dimana pada usia dewasa muda, sistem imun lebih kuat daripada pasien usia lanjut.

Penyakit akibat Virus memang pada umumnya merupakan ‘Self timing disease’ yang mengandalkan kekuatan pertahanan tubuh. Bagaimana sistem Pertahan tubuh itu bekerja, Faktor apa saja yang mempengaruhi sistem imun, dan makanan atau minuman, juga obat-obatan apa saja yang dapat digunakan untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Baca Juga:  Gagal Nyalip, Seorang Pengendara Motor Asal Purwakarta Tewas Setelah Tabrak Avanza

Sistem imun adalah sistem daya tubuh terhadap serangan substansi asing yang terpapar ke tubuh kita. Substansi asing tersebut bisa dari luar maupun dalam tubuh sendiri. Contoh substansi dari itu yaitu bakteri, virus, ataupun jamur. Sedangkan substansi dari dalam tubuh dapat berupa sel-sel mati atau sel-sel yang berubah bentuk dari fungsinya. Substansi-substansi asing tersebut disebut imunogen dan antigen.

Respos imun terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase respons imun alami (innate immunity) dan fase respons imun adaptif (adaptive immunity). Respons imun alami akan terjadi pada awal terpaparnya imunogen ke tubuh kita. Apabila sistem imun alami ini bisa mempertahankan tubuh dari serangan imunogen, maka kita tidak akan menderita sakit (fase pertama). Sebaliknya, apabila sistem imun alami tidak bisa mempertahankan terhadap serangan imunogen, maka kita akan sakit/terinfeksi (fase kedua).

Baca Juga:  Lokasi SIM Keliling Purwakarta Hari Ini, Kamis 4 Agustus 2022

Respons imun terhadap infeksi Virus adalah direspons melalui antibodi terlebih dahulu, Sebelum masuk menginfeksi ke dalam sel inang, virus dapat disingkirkan oleh antibodi lalu virus akan masuk ke menginfeksi (Mekanisme sitotoksik), jika virus sudah masuk menginfeksi ke dalam sel inang, sel-sel sistem imun tidak dapat “melihat” atau mendeteksi keberadaan virus tersebut sehingga tubuh tidak tahu jika sel inang telah terinfeksi. Untuk mengatasi hal tersebut, sistem imun memiliki suatu metode yang mampu memperlihatkan apa yang ada di dalam suatu sel dengan menggunakan suatu molekul protein yang dinamakan MHC kelas I (class I major histocompatibility complex).

Selain dengan mekanisme sitotoksik, sel inang yang terinfeksi virus tersebut akan memproduksi dan melepaskan molekul protein yang disebut Interferon menghambat replikasi virus di dalam sel inang. Selain itu, interferon juga berperan sebagai molekul sinyal yang akan “memperingatkan” sel-sel sehat di sekitar sel yang terinfeksi akan keberadaan virus.

Baca Juga:  Sore H-2 Lebaran 2023, Kendaraan Pemudik Masih Padati Kawasan Nagreg

Makanan, Usia, Lingkungan, kondisi kesehatan, Konsumsi obat-obatan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi sistem imun.

Sistem imun dapat ditingkatkan atau ditekan, salah satunya dengan pemberian imunomodulator. Pada kondisi tertentu, misalnya penerima organ transplantasi dibutuhkan imunosupresan, misalnya steroid dan siklosporin, untuk menekan sistem imunnya agar tidak terjadi reaksi penolakan pada organ tersebut. Sebaliknya, pada keadaan dengan resiko tinggi terjadinya infeksi seperti pandemic Covid-19 ini, diperlukan imunostimulan untuk meningkatkan kemampuan tubuh menangkal infeksi virus.

Banyak minum Vitamin juga dapat meningkatkan imun tubuh, seperti Vit C, Vit D, dan Vit E. Mulai Sekarang lebih peduli lah dengan imunitas tubuh agar tidak terpapar penyakit yang berbahaya seperti Covid-19.

Penulis: Dewi Gayatri