Tokoh Agama Jabar Dukung Polri Tindak Pelanggar Prokes dan Penyebar Adzan Jihad

JABARNEWS | PURWAKARTA – Dukungan terhadap aparat penegak hukum dalam hal ini Polri untuk menindak tegas para pelanggar protokol kesehatan dan penyebar penambahan kalimat Hayya Alal Jihad pada Adzan, terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat.

Kali ini dukungan tersebut datang dari Mudzakarah Ajengan dan Habaib Jawa Barat yang berdeklarasi di di Pondok Pesantren Roudlotut Tarbiyah Kecamatan Plered, Purwakarta, Selasa (8/12/2020) kemarin.

Mereka berpendapat bahwa penambahan atau pengubahan kalimat dalam adzan dari ‘Hayya alash-shalah’ diganti dengan ‘Hayya alal jihad’ tidak bisa dibenarkan secara syariat.

Baca Juga:  Hanyut di Sungai Bilah Hilir, Pria Asal Labuhanbatu Ditemukan Tidak Bernyawa

“Oleh karena itu, kami deklarasi mendukung penegakan hukum untuk menindak tegas penambahan kalimat Hayya alal jihad dalam adzan, bahkan kami juga mendukung pelanggar protokol kesehatan di tengah masa pandemi Covid-19,” ujar Ketua Mudzakarah Ajengan dan Habaib Jawa Barat, Ahmad Anwar Nasihin, pada Rabu (9/12/2020).

Diungkapkannya, menyerukan jihad dirasa tidak tepat baik dalam waktu salat maupun tidak karena Indonesia saat ini dalam situasi aman dan damai.

Baca Juga:  Wabup Ciamis Temui Massa Unjuk Rasa

Ahmad menilai, jika kalimat jihad diserukan dikhawatirkan membawa atau mendoktrin juga memanggil seseorang untuk berjihad.

“Dalam situasi aman ini jihad dengan siapa, tidak jelas, masa berjihad dengan TNI/Polri, itu kan alat negara,” ucapnya.

Apalagi, sambung dia, diserukannya kalimat jihad mengganti kalimat azdan yang tidak dibenarkan secara syariat Islam.

“Tambahan adzan Hayya alal jihad itu bertentangan dengan agama yang kami yakini,” papar Ahmad.

Baca Juga:  Begini Cara Memanfaatkan Lahan Sempit Untuk Berkebun

Dalam acara ini, lanjut dia tidak ada maksud yang lain apalagi untuk memecah belah persatuan bangsa.

Menurutnya, justru deklarasi ini ingin merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa agar masyarakat di Indonesia tidak ada kelompok dan sekat.

“Dalam Islam kita sama, mau kelompok manapun kita mempunyai persamaan, bersama-sama membangun tanah air ke arah lebih baik,” tandasnya.

Penulis: Gigin Ginanjar