Penelitian TVET RC UPI: Situasi Saat ini Menuntut Kompetensi Guru Vokasi

JABARNEWS | BANDUNG – Berdasarkan salah satu hasil penelitian Pusat Riset Pendidikan Teknik dan Vokasi (Technical and Vocational Education and Training Research Center/TVET RC) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengungkapkan bahwa perkembangan situasi saat ini menuntut penajaman prioritas kompetensi guru vokasi.

Peneliti TVET RC UPI, Dr. Ana mengatakan, hal tersebut dilakukan dalam rangka mendukung kemerdekaan murid dalam belajar. Menurutnya, guru di era merdeka belajar dituntut untuk mampu mengintegrasikan proses pembelajaran dengan teknologi, khususnya teknologi digital.

“Terutama karena pendidikan vokasi memiliki perbedaan yang signifikan dalam menyiapkan kompetensi lulusannya, sesuai kebutuhan dan permintaan industri,” kata Dr. Ana saat saat pemaparan hasil penelitian lewat aplikasi Zoom di Bandung, Jumat (11/12/2020).

Wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI ini menjelaskan bahwa kesiapan dan kompetensi guru vokasi juga perlu beriringan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berkelanjutan.

Baca Juga:  Korban Banjir Subang Mulai Terserang Penyakit Gatal

“Guru vokasi saat ini, harus memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan global serta pergeseran industri yang cepat,” jelasnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipimpinnya, Dr. Ana mengungkapkan bahwa ada beberapa rekomendasi sejumlah prioritas kompetensi guru vokasi yang perlu diraih, yang disusun berdasarkan persepsi industri, pembuat kebijakan, guru dan dosen.

Dr. Ana dan timnya membedah penelitiannya ke dalam empat kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu; kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.

“Temuan kami membuktikan bahwa justru soft skills seperti keterampilan manajerial, kepemimpinan diri, serta sikap dan perilaku, yang dominan sebagai prioritas kebutuhan keterampilan yang harus dimiliki guru vokasi,” ungkapnya.

Baca Juga:  PSSI Riwayatmu Kini

Lebih lanjut, Dr. Ana menyampaikan bahwa kompetensi yang didambakan oleh para pemangku kepentingan berdasarkan prioritas di masing-masing aspek, antara lain; kemampuan untuk mengaktualisasi potensi peserta didik (92%), kemampuan berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun (100%); memiliki disiplin tinggi dalam

proses pembelajaran (100%); serta, memiliki kepakaran di bidangnya (85%).

“Hasil ini merefleksikan bahwa upaya penyiapan lulusan berbanding lurus dengan kesiapan dan kompetensi yang dimiliki oleh guru vokasi itu sendiri,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan peneliti lain dari TVET RC UPI, Dr. Lilis Widaningsih yang menuturkan bahwa pentingnya karakteristik guru vokasi dan siswa abad ke-21 diuji di saat krisis.

Dia merujuk pada pada bergesernya model belajar-mengajar tradisional menjadi versi digital, terjadinya penggabungan media digital interaktif, terlibatnya guru dan murid dalam aplikasi-aplikasi belajar yang bersifat shared platforms, dan lahirnya konsep serta definisi baru pembelajaran.

Baca Juga:  Geger! Warga Temukan Mayat Tanpa Baju di Bawah Pohon

“Model SAMR (Substitution, Augmentation, Modification, and Redefinition) dan TPACK (Technological, Pedagogical, and Content Knowledge) dapat mendorong para pendidik untuk mengaplikasikan kekuatan teknologi dalam mendukung pembelajaran vokasi,” ucap Dr. Lilis.

Untuk diketahui, Penelitian ini juga menyebutkan bahwa pendekatan Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics, Vocational (STEAMV) dianggap sebagai pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran vokasi masa depan.

Ini karena pendekatan STEAMV dapat mendukung pembelajaran vokasi secara terpadu dan memperkuat 4 komponen kritis (4Cs) yaitu Creativity, Critical Thinking, Communication, and Collaboration.

Penulis: Rian Nugraha