Cuaca Ekstrem Bikin Nelayan di Sukabumi Alih Profesi Jadi Tukang Ojek

JABARNEWS | SUKABUMI – Akibat cuaca ekstrem berkepanjangan di pesisir selatan Jawa Barat membuat sejumlah nelayan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi untuk beralih profesi sementara. Hal ini berkaitan dengan gelombang tinggi serta angin kencang yang membahayakan.

Menurut keterangan seorang nelayan, Jepri (36) dirinya sudah beralih profesi sekitar empat hari menjadi tukang ojek. Ia mengaku mendapat himbauan dari BMKG dan HNSI terkait cuaca laut ekstrem.

“Nelayan mendapatkan himbauan dari BMKG dan HNSI, untuk sementara waktu menunda kegiatan melaut karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Sebagian dari kamu memilih beralih profesi sementara salah satunya dengan menjadi ojek. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidup kami harus tetap bekerja apapun itu,” jelas Jepri, Jumat (11/12).

Baca Juga:  Ridwan Kamil Berpamitan, Sebut Idul Adha Tahun Ini Jadi Momen Spesial

Nelayan lainnya yaitu, Jaka Suharman (42) mengaku nelayan di desanya sudah empat hari tidak berlayar.

“Benar, semenjak cuaca dan gelombang laut sedang ekstrem. Sebanyak 200 nelayan beralih berkebun untuk sementara, hanya sesekali pergi ke dermaga untuk merawat dan memperbaiki kapal maupun peralatannya yang rusak,” tutur Jaka.

Baca Juga:  Perpustakaan 'Candil' Maca Dina Digital Library, Inovasi Dispusibda Jabar Saat Pandemi

Di kesempatan lain, Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Sukabumi, Ujang Sulaeman, membenarkan pihaknya telah menghumbau para nelayan agar tidak melaut untuk sementara waktu dikarenakan cuaca yang tidak bersahabat.

“Iya, pihak kami menyarankan agar para nelayan Sukabumi untuk tidak melaut sementara waktu. Dan menghimbau agar selalu melihat kondisi cuaca sebelum melaut,” tuturnya.

Baca Juga:  Heboh! Warga Deli Serdang Temukan Mayat Laki-Laki di Sungai Blumei

Ujang menjelaskan memang kondisi laut sangat ekstrim dan dapat berpotensi menimbulkan bahaya bagi nelayan apabila mereka tetap memaksa untuk melaut. Sejauh ini ia bleum menerima laporan kerusakan kapal nelayan akibat cuaca ekstrem.

“Alhamdulillah belum ada laporan dari nelayan terkait kerusakan akibat gelombang tinggi. Semoga para nelayan bisa mengerti kondisi ini dan diharapkan kondisi ini cepat berakhir agar para nelayan dapat kembali melaut,” tutup Ujang

Penulis: Dewi Gayatri