Film Pendek Karya Anak Muda Bandung Akan Diputar Pada Festival Film Internasional

JABAR NEWS | BANDUNG – Dikenal dengan anak muda nya yang memiliki kreatifitas tinggi Kota Bandung bersama dengan Kota Santos Brazil akan menggelar Festival Film Internasional pertama untuk film pendek bernama Santos-Bandung Film Festival (SBFF).

Santos Bandung Film Festival ini merupakan ajang festival film pendek denfan pertukaran film antata sineas – sineas asal Bandung dan Santos yang siap digelar pada 20-22 Oktober 2017 dan di Santos akan digelar pada 26-29 Oktober 2017.

Direktur Santos-Bandung Film Festival (SBFF) Sofyana Ali Bindiar mengatakan festival ini hadir untuk kali pertama pada tahun 2017 diawali adanya komunikasi dalam Unesco Creative Cities Network (UCCN) atau jaringan kota kreatif Unesco.

“Awal mula Santos ngontak dari jaringan UCCN ngajak kerjasama. Kami coba sambut dan ini jadi ajang festival film internasional pertama yang digarap oleh orang-orang Bandung,” katanya saat menggelar acara jumpa pers di Bandung, Selasa (17/10/2017) .

Baca Juga:  Erick Thohir Resmi Jadi Anggota Banser, Begini Kata GP Ansor Jabar

Dia menuturkan setiap daerah di dunia berlomba-lomba membuat fillm dengan bentuk pergerakan ataupun ekosistemnya masing-masing, untuk membingkai gagasan-gagasan yang hadir di sekitarnya, begitu pula dengan Santos dan Bandung.

Sementaranitu itu, Tita Larasati, Ketua Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kota Bandung, mengatakan Bandung sudah tergabung dalam jaringan kota dunia yang membuatnya terkoneksi dalam berbagai kesempatan dan peluang.

“Dalam forum annual meeting tahun lalu, Bandung cukup outstanding dalam bidang SDG’s [Sustainable Development Goals]. Kemudian Santos yang ditunjuk sebagai kota film, sangat tertarik untuk bekerjasama,” ucapnya.

Dia melanjutkan, Santos melalui komisi filmnya mengajak bekerja sama untuk menggelar festival kolaborasi dua kota.

“Saya tahu di Bandung ada Bandung Film Council, saya langsung arahkan ke BFC,” ujarnya.

Terkait program yang dikemas, Ketua Program SBFF Yustinus Kristianto menjelaskan kedua kota antara Santos (Brasil) dan Bandung (Indonesia) ingin melihat sejauh mana film menjadi tak hanya cerminan kota itu sendiri, tetapi menjadi cermin itu sendiri.

Baca Juga:  Kasus Dana Fiktif, Cerminan Pejabat Zaman Now

Menurut dia, film kerap menjadi media yang balutannya cukup kompleks, dalam balutan politik, seni, filsafat, dan estetika yang berpadu-padan di dalamnya.

“Melalui pertukaran programasi film antara Santos-Bandung ini kita dapat melihat sejauh mana kualitas kota mempengaruhi kota masing-masing dan sebaliknya bagaimana film mempengaruhi kota itu sendiri,” tuturnya.

Dalam event SBFF, film yang dipilih untuk diputarkan di Santos maupun di Bandung adalah film hasil kurasi dari total 119 film pendek yang mendaftar. Setelah dilakukan seleksi oleh tim kurator SBFF akhirnya dipilih menjadi 15 film dari berbagai genre film.

Koordinator Tim Kurator SBFF Esa Hari Akbar menyatakan film-film dari Bandung yang dipilih dan mewakili dalam Santos Bandung Film Festival (SBFF) 2017 berasal dari pembuat film yang berdomisili, beraktivitas, dan memiliki ikatan emosional di Bandung.

Baca Juga:  Prabowo Siap Nyapres 2024, Ini Kata Fraksi Gerindra DPRD Jabar

Dia memaparkan Bandung akhirnya menjadi sebuah subyek yang dapat mempengaruhi perspektif dan gagasan bagi para pembuat film dalam melihat suatu fenomena untuk direpresentasikan ke dalam film.

“Dari sekian banyak film yang telah terkumpul, film tersebut memiliki dan menawarkan tema yang lebih luas. Film-film tersebut tidak hanya berbicara tentang lokalitas Bandung, dan bukan sekedar locus tempat lahir dan domisili, akan tetapi kota Bandung sebagai tempat belajar, berkumpul, berdialog, dan tumbuh berkembang sebagai wadah kreativitas dalam membuat film,” ungkapnya.

Benang merah antara film dari Santos dan Bandung, sebutnya, yakni adanya beberapa kemiripan antara keduanya. Hubungan relasional dan kontekstual pada perspektif lokalitas dalam sosio-kultur.

“Adanya kemiripan dalam konteks tersebut, menjadikan cara untuk mengetahui cerita yang terjadi di dua kota dan dua negara,” ujarnya. (Nur)

Jabar News | Berita Jawa Barat