Sepekan Jelang Natal, Harga Kebutuhan Pokok Naik Disyukuri Petani

JABARNEWS | BANDUNG BARAT – Sepekan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional di Kabupaten Bandung Barat mulai merangkak naik.

Salah satunya ialah telur ayam. Di Pasar Panorama Lembang, harga telur yang semula berkisar Rp 23.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 28.000 per kilogram.

“Ada kenaikan harga, tapi meski harganya naik, telur tetap dibeli karena sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok,” kata pedagang sembako, Bayu, Minggu (20/12/2020).

Dia mengaku, para pembelinya mengeluh dengan kenaikan harga telur. Pasalnya, beban pengeluaran di masa sulit akibat dari pandemi Covid-19 jadi semakin bertambah.

Baca Juga:  Sukses Sebagai Aktor, Jefri Nichol Rambah Dunia Belakang Layar

“Kebanyakan pembeli telur juga pedagang warung buat dijual lagi. Kalau kita jual lebih mahal lagi, pedagang pasti jualnya diatas Rp 2.000 per butir,” tutyrnya.

Selain telur ayam, dia menyebutkan, harga minyak curah juga mengalami kenaikan dari Rp 12.500 per kilogram menjadi Rp 14.000. Bukan hanya telur ayam dan minyak curah, harga daging ayam juga ikut-ikutan naik.

“Kenaikan harga seperti ini sudah biasa setiap mau perayaan hari besar seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Jadi kami juga enggak terlalu kaget,” tuturnya.

Baca Juga:  Mama Muda di Tebing Tinggi Tewas Ditabrak Truk Tangki

Sementara itu, para petani bersyukur karena sejak tiga pekan terakhir mereka diuntungkan dengan harga tomat yang cenderung stabil. Kondisi ini jauh lebih baik bila dibandingkan pada masa panen sebelumnya.

Dua bulan lalu, harga tomat anjlok sampai Rp 500 per kilogram. Akibatnya, sebagian petani bahkan terpaksa enggan untuk memanennya. Mereka membiarkan tomat-tomat tersebut di kebun sampai membusuk atau membagikan secara gratis kepada warga.

“Harga tomat sedang tinggi, sekarang dari petani dijual hingga diatas Rp 4.500, brokoli Rp 15.000 perkilogram dan cabai rawit Rp 40.000 perkilogram,” kata seorang petani di Lembang, Ade Setiawan.

Baca Juga:  Supir Truk Kabur, Setelah Tabrak 10 Kendaraan Dengan Menewaskan 5 Orang

Sementara harga sawi putih, terang dia, turun Rp 500 perkilogram. Dia memperkirakan, stabilnya harga dipicu kurangnya pasokan tomat di pasaran akibat kiriman dari daerah penghasil jumlahnya terbatas.

Meski bersyukur, Ade juga merasa was-was sebab cuaca ekstrem seperti yang terjadi sekarang bisa berdampak pada kualitas tomat. “Pada musim hujan, perawatan harus lebih turin agar kualitas sayuran tetap bagus,” tuturnya.

Penulis: Yoyo W