Tranformasi Sate Maranggi: Dari Siap Saji Hingga Kemasan Kaleng

JABARNEWS | PURWAKARTA – Makanan tradisional yang biasanya hanya dikemas ala kadarnya, kini seiring dengan kemajuan teknologi, dunia kuliner pun ikut bertranformasi.

Pasangan suami istri di Kabupaten Purwakarta berinovasi dengan mengemas sate maranggi dalam kemasan kaleng. Pasangan Usep Reza (40) dan Lina Herlina (40) ingin menjadikan sate maranggi bukan hanya kuliner tradisional.

Menurut Lina Herlina, saat ini sate maranggi dalam kemasan kaleng yang diberi nama Sasate ini sudah di uji laboratorium dan bisa bertahan dalam waktu 2 tahun.

“Sasate ini tinggal nunggu izin edar dan langsung produksi massal. Mudah-mudahan akan beredar pada 2021,” ucap Lina pada Kamis (24/12/2020).

Dijelaskannya, Teknik pengawetan makanan di dalam kaleng tersebut didapat dari laboratorium LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).

Baca Juga:  Keren.. Enam Sekolah di Depok Raih Penghargaan Adiwiyata

“Sate Maranggi kaleng ini bisa tahan sampai 2 tahun,” imbuhnya.

Dijelaskan Lina, sebelum kaleng digunakan terlebih dahulu diseterilkan di suhu 100 derajat celcius sekitar 10 menit. Kemudian sate Maranggi dimasukkan ke dalam kaleng.

Sebelum ditutup, kaleng yang telah diisi sate Maranggi kemudian dipanaskan dalam alat bertekanan atau yang dikenal sebagai proses pasteurisasi dengan suhu sekitar 100 derajat selama 30 sampai 40 menit.

Setelah proses tersebut kaleng Sate Maranggi ditutup. Tetapi proses tidak berhenti disana, kaleng Sasate harus menjalani proses pemanasan di alat bertekanan, dengan suhu lebih panas mencapai 121 derajat selama sekitar 40 menit.

“Setelah itu, kemudian kaleng Sasate didinginkan dengan cara langsung direndam di air dingin. Proses yang panjang ini bertujuan membunuh bakteri yang membuat makanan cepat basi,” ujar Lina.

Baca Juga:  Hari Kelima Operasi Zebra Lodaya, 1.185 Pengendara di Purwakarta Kena Tegur

Sebelum dijual kepada pelanggan, Sate Maranggi yang telah dikalengi tersebut harus menjalani karantina selama 10 hari agar memastikan proses pengawetannya berhasil.

Lina berani menjamin, tidak ada bahan tambahan dalam proses pengawetan gudeg, sehingga benar-benar aman dikonsumsi dan rasanya tidak berubah.

“Rasanya yang lezat, kaya akan rempah-rempah khas Indonesia membuat sate maranggi menjadi makanan yang disukai banyak orang. Sebagai sajian, sate maranggi memang khas dan berbeda dengan sate lainnya,” jelasnya.

Lina menambahkan, ini merupakan transformasi Sate Maranggi awalnya siap saji yang hanya bisa makan di tempat saja. Maka dengan di kemas seperti ini bisa dinikmati dimana saja.

Baca Juga:  Ternyata Ini Alasannya Kenapa Pria Suka Wanita Jutek

“Ini merupakan upaya untuk mengenalkan Sate Maranggi ke semua kalangan dan tidak hanya makan di tempat saja, tapi bisa jadi oleh-oleh hingga di ekspor ke luar negeri. Kami terus berfikir bagaimana caranya sate Maranggi bisa dinikmati semua masyarakat dimana pun berada,” ucap Lina.

Dengan pengemasan yang baik ini, sambung dia, tentunya tak perlu lagi kamu repot-repot masak sendiri untuk dibawa sebagai bakal saat traveling.

“Pastinya tahan lama jadi gak takut basi dan higienis. Rasanya juga gak berubah, tetap maknyus. Rencananya Sasate dalam kemasan kaleng ini bakal dibanderol seharga Rp. 50 ribu rupiah untuk satu kalengnya,” tutur lina.

Penulis: Gigin Ginanjar