Menkeu Sri Mulyani Tak Di Reshuffle, Satyo Purwanto: Ambyar Karena Kurang Garam

JABARNEWS | JAKARTA – Reshuffle beberapa menteri di Kabinet Kerja Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dinilai masih ada beberapa hal yang kurang selesai.

Kekurangan tersebut terlihat lantaran Menteri Keuangan Sri Mulyani yang semestinya ikut direshuffle karena ada beberapa masalah, terlebih soal penanganan Covid-19.

Hal tersebut dikatakan Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto. Menurutnya, pandemi Covid-19 yang tengah menjadi masalah utama sekarang ini juga berdampak pada ekonomi.

“Reshuffle ambyar karena kurang garam sebab tidak menyentuh persoalan sesungguhnya,” kata Satyo Purwanto seperti dilansir dari Rmol di laman Pojok Satu, Sabtu (26/12/2020).

Baca Juga:  Walah! Tiga SDN di Cidadap Sukabumi Disatroni Maling, Gasak Alat Penunjang Belajar

“Persoalan terberat selain mengendalikan pandemi Covid-19 adalah menggerakan perekonomian,” tambahnya.

Menurutnya, dampak buruk dari kinerja Kemenkeu membuat sebagian pihak pesimis bahwa ekonomi tahun depan akan tumbuh, hal ini pula yang dianggapnya menjadi sebab pemulihan ekonomi di tengah pandemi masih lambat.

“Konsumsi yang rendah akibat sulitnya likuiditas masyarakat dan penurunan produktifitas hampir terjadi di semua sektor perekonomian,” imbuhnya.

Kemenkeu di bawah kendali Sri Mulyani Indrawati kata dia, kerap mengubah kebijakan dalam hal pemulihan ekonomi. Hal tersebut yang dianggap Satyo memberikan kesan bahwa penyusunan dilakukan secara sembrono.

Baca Juga:  Tajir Melintir, Bos Rokok Ini Susah Dikalahkan Untuk Masalah Keuangannya

“Hingga muncul dugaan tim ekonomi presiden yang dikomandoi Jeng Sri (Sri Mulyani) enggak mampu dan bingung mau bikin program pemulihan. Kondisi ini dikhawatirkan akan menjadi ‘backfire’ untuk presiden,” tuturnya.

Satyo pun turut mengomentari asumsi APBN 2021 sebesar 5 persen yang dianggap terlalu ambisius. Karena, beberapa variabel ekonomi yang negatif akibat konservatif dan neoliberal Menteri Keuangan “terbalik” seperti istilah ekonom senior, Rizal Ramli.

Baca Juga:  KPU Jabar Pastikan Logistik Pemilu 2024 Tahap Pertama Terdistribusi 100 persen

“Akibatnya resesi ekonomi berjalan tanpa solusi, APBN selalu ditambal dengan ‘hot money’ dari kebijakan Menkeu pro utang dengan bunga tinggi,” pungkas Satyo.

Untuk diketahui, Presiden Jokowi melantik lima menteri baru Kabinet Indonesia Maju. Mereka adalah Tri Rismaharini yang didapuk menjadi Menteri Sosial. Lalu Sandiaga Uno ditunjuk sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kemudian, Budi Gunadi Sadikin diamanahi jabatan Menteri Kesehatan, Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Muhammad Lutfi yang didapuk sebagai Menteri Perdagangan.