Wisata di Lembang Dibayangi Aturan dan Biaya Rapid Test Antigen

JABARNEWS | BANDUNG BARAT – Kunjungan wisatawan ke objek wisata yang berada di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada libur panjang Tahun Baru masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Meski carrying capacity yang diperbolehkan mencapai 50 persen dari kapasitas objek wisata, angka kunjungan di beberapa objek wisata masih terbilang minim.

GM Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang, Sapto Wahyudi mengatakan, wisatawan yang datang pada libur panjang Tahun Baru kali ini masih belum sesuai dengan harapan.

Menurut dia, banyak faktor yang membuat angka kunjungan masih relatif sepi. Salah satu yang paling berpengaruh adalah adanya kebijakan rapid test antigen.

Baca Juga:  Tanam 1000 Pohon Uu Ruzhanul Ulum Bilang Begini

“Banyak wisatawan yang kontak, mau datang, tapi mereka tanya dulu. Ada aturan harus rapid test antigen ga? Atau akan di cek ga di lokasi? Itu yang membuat wisatawan pikir-pikir buat liburan,” kata Sapto, Minggu (3/1/2021).

Menurut dia, banyak wisatawan asal Jakarta dan Jawa Tengah yang akan datang ke Grafika Cikole akhirnya menunda atau membatalkan agenda liburan karena khawatir akan aturan rapid test antigen.

Apalagi, kawasan wisata Lembang tak ubahnya seperti daerah wisata di Puncak Bogor. Wisatawan khawatir bahea ketika tidak membawa hasil surat rapid test antigen bakal disuruh balik lagi.

Baca Juga:  Bendungan Kering Ciawi Disebut Bisa Kurangi Banjir di Jakarta, Daya Tampungnya Segini

“Mungkin mereka mikirnya gini, kalau harus rapid test antigen dulu bayar Rp300.000/orang, satu keluarga ada 4-5 orang jadi berapa? Padahal, tiket masuk ke objek wisata tidak semahal itu. Makanya, mereka memilih menahan diri dulu tidak liburan,” tuturnya.

Disinggung soal angka kunjungan, Sapto menyebutkan untuk okupansi penginapan di Grafika Cikole hanya terisi kurang dari setengahnya. di Grafika Cikole total terdapat 30 pondokan.

Begitu juga untuk yang wisata outbond, menurut dia, jumlah wisatawan tidak terlalu signifikan. “Secara keseluruhan tingkat kunjungan wisatawan masih 20-25 persen, dari carrying capacity 50 persen,” sebutnya.

Baca Juga:  PKB Mandiri Tingkatkan Profesionalitas Guru Di Purwakarta

Hal senada disampaikan Manajer Operasional Lembang Park and Zoo, Iwan Susanto. Dia menyebutkan, kondisi yang masih pandemi COVID-19 dan harus ada surat keterangan rapid test antigen membuat orang jadi malas pergi ke luar kota.

Sementara pengunjung yang datang ke Lembang Park and Zoo, ungkap dia, kebanyakan adalah wisatawan dari luar daerah, terutama asal Jakarta.

“Kondisinya belum memihak ke pelaku wisata, wisatawan masih minim. Apalagi kalau ke luar daerah harus ada rapid test antigen, orang jadi pikir dua kali, karena cost yang dikeluarkan jadi lebih mahal,” tuturnya.

Penulis: Yoyo W