Bambu, Salah Satu Kearifan Lokal Yang Ada Di Tajug Gede Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Destinasi wisata religi Tajug Gede Cilodong, Kabupaten Purwakarta, lebih menyuguhkan berbagai keunikan hingga kearifan lokal dibandingkan dengan masjid yang ada lainnya.

Masjid yang dibangun di atas lahan seluas 10 hektar itu memiliki halaman yang sangat luas, apabila dilihat dari kejauhan, Tajug Gede Cilodong tampak megah dengan diapit tiga menara tinggi.

Selain menyajikan sarana untuk ibadah, Tajug Gede juga kental akan nuansa sunda tradisional yang menyelimuti tempat tersebut meski tidak meninggalkan unsur modernnya.

Baca Juga:  Jelang HJKB, Pemerintah Kota Bandung Perbaiki Berbagai Fasilitas Publik

Dari sekian banyaknya keunikan arsitektur yang ada di Tajug Gede. Destinasi wisata religi itu pun, menyuguhkan kearifan lokal yang menyerupai taman alam, seni yang desain berbahan dasar bambu.

Ketua DKM Masjid Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi menyebutkan keberadaan bambu sendiri memiliki histori yang panjang di Indonesia dalam mengisi perkembangan budaya.

Baca Juga:  Kades Salem Purwakarta Terjerat Masalah Baru

“Bambu adalah tanaman yang sejak dahulu mengisi khazanah budaya bangsa Indonesia, akarnya kokoh menahan tanah dan air. Sementara daunnya mampu menangkap partikel polusi.” ujar Dedi Mulyadi selaku Ketua DKM Masjid Tajug Gede Cilodong, dikutip dari akun Instagramnya @dedimulyadi71, Senin (01/04/2020).

Dalam unggahan akun instagramnya itu, Dedi Mulyadi pun turut berswa foto ditempat yang menujukan arsitektur yang berbahan dasar bambu di Tajug Gede. Ia pun berharap karya istimewanya itu agar bisa segera dinikmati oleh masyarakat umum setelah pandemi berakhir.

Baca Juga:  Petani Buncis di Bandung Tembus Pasar Singapura, Keluhkan Minim Perhatian Pemerintah

“Semoga karya kecil ini dapat segera dinikmati setelah pandemi berakhir. Salam sehat dari Tajug Gede Cilodong,” unggah Dedi Mulyadi.

Penulis: Ikbal Safana