Terima Banyak Pertanyaan Dari Masyarakat, Pemkab Garut Akhirnya Buka Perpustakaan

JABARNEWS | GARUT – Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat mulai bersiap-siap membuka perpustakaan daerah dengan memberlakukan aturan ketat protokol kesehatan bagi pengunjung untuk mencegah penularan wabah Covid-19 karena saat ini penyebaran virus masih terjadi.

“Ke depan mungkin kami berencana untuk membuka (perpustakaan), tetapi dibatasi pengunjungnya,” kata Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Garut Lisnawati di Garut, Selasa (5/1/2021).

Ia menuturkan selama pandemi Covid-19 perpustakaan daerah di Jalan Rumah Sakit, Kecamatan Tarogong Kidul tidak dibuka untuk umum karena bisa memicu kerumunan maupun kontak fisik yang bisa menularkan virus tersebut.

Selama itu, kata dia, banyak masyarakat menanyakan kapan perpustakaan kembali dibuka untuk umum, keinginan masyarakat itu belum bisa direalisasikan hingga saat ini karena khawatir terjadi klaster baru penularan Covid-19.

Baca Juga:  Personel Polres Subang Konsisten Terapkan Protokol Kesehatan 3M di Mapolres

“Banyak masyarakat yang menanyakan, kapan buka, kapan kembali, kami takut masyarakat nanti ada klaster-klaster baru lagi nanti di perpustakaan, jadi untuk mencegah itu kami hati-hati sekali kalau akan membuka lagi perpustakaan ini,” kata Lisnawati.

Adanya permintaan masyarakat itu, kata Lisnawati, membuat pihaknya berencana untuk siap-siap membuka kembali perpustakaan daerah yang pastinya dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Ia menjelaskan aturan yang akan diterapkan yaitu membatasi jumlah pengunjung, waktu selama di lingkungan perpustakaan, wajib memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan pakai sabun sebelum masuk perpustakaan.

Baca Juga:  Padil Karsoma Salip Acep Maman & Rustandie Di Polling Cepat

“Biasa 200 (orang) per hari, kami mungkin 50, atau 20 sampai 50 orang per harinya, juga mungkin dengan protokol kesehatan, harus pakai masker, cuci tangan dulu, terus waktunya juga mungkin kami batasi tidak lama, jadi tidak berlama-lama,” katanya.

Ia mengungkapkan selama pandemi Covid-19 atau dalam kurun waktu 2020 tingkat kunjungan ke perpustakaan otomatis drastis menurun sampai 60 persen atau hanya 10 ribuan orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 30 ribuan orang.

“Kita ketahui bersama bahwa dampak dari pandemi Covid-19 ini memengaruhi seluruh sektor kehidupan, pemerintahan, dan masyarakat, tentu saja perpustakaan daerah yang melayani masyarakat umum juga terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 ini, yaitu diantaranya pengunjung berkurang,” katanya.

Baca Juga:  DPRD: Peran LPM Berdampak Luas Bagi Pembangunan Kota Bandung

Ia menambahkan selama pandemi perpustakaan mengeluarkan kebijakan khusus melayani masyarakat yang membutuhkan buku penting seperti mahasiswa yang sedang penelitian, sedangkan untuk baca di tempat tidak boleh.

“Kami mengutamakan pelayanan kepada masyarakat itu yang memerlukan buku penting, seperti untuk mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, yang penelitian itu lebih diutamakan, kalau untuk yang membaca di tempat, itu kami tidak melayani karena itu menimbulkan kerumunan,” katanya. (Ara)