Dalami Kasus Pamer Alat Vital, Polisi Selidiki Komunitas Eksibisionis di Karawang

JABARNEWS | KARAWANG -Kapolres Karawang, AKBP Rama Samtama Putra mengatakan, pihak kepolisian sedang menyelidiki komunitas pengidap kelainan eksibisionis. Hal tersebut terungkap setelah polisi menangkap pelaku kasus pamer kelamin yang meneror seorang ibu muda di Kecamatan Kotabaru, Karawang.

Dia menduga, pelaku mempunyai komunitas dengan sesama pengidap kelainan (eksibisionis).

“Kita akan lakukan pendalaman. Apakah pelaku ini terkait dengan kasus-kasus (eksibisionis) sebelumnya. Tapi hasil sementara, kasus di Cikampek berdiri sendiri,” kata AKBP Rama dikutip dari laman detik.com, Kamis (7/1/2021).

Baca Juga:  Menengok Ambisi Ridwan Kamil Menggaet Investor Timur Tengah Pembangunan di Jabar

Dia menjelaskan bahwa kasus pamer kelamin di Karawang sudah terjadi sejak lama. Menurutnya, dari tahun 2016 hingga 2019, puluhan siswi telah menjadi korban pria asusila yang memamerkan alat kelaminnya.

Hal tersebut diketahui, dari salah seorang wakil kepala sekolah yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa sedikitnya enam orang guru perempuan mengaku pernah jadi korban.

“Makin banyak yang mengaku pernah jadi korban. Tidak hanya siswi, bahkan ada enam orang guru perempuan yang mengaku pernah jadi korban mereka. Sepertinya korban kejahatan ini cukup banyak,” ucap seorang wakasek salah satu SMP Negeri di Jalan Ahmad Yani, Karawang.

Baca Juga:  5 Manfaat Buah Tin Bagi Tubuh, Dapat Mencegah Kanker dan Diabetes

Lebih jauh, dia menyampaikan, sekitar setahun lalu, puluhan siswinya pernah jadi korban pria pamer kelamin. Bahkan, dia mengumpulkan para siswi untuk mencari korban lainnya.

“Setelah kita lacak, ternyata korbannya banyak. Para pelaku ada yang pakai motor, pura-pura jadi tukang ojek hingga ada yang menggunakan mobil minibus,” jelasnya.

Baca Juga:  Pemkab Cirebon Maksimalkan Pembayaran Digital Di Sejumlah Pelayanan Transaksi

Untuk mencari dan melacak keberadaan pelaku pamer kelamin, wakasek kemudian membentuk perhimpunan dengan dua sekolah lainnya untuk memperketat pengawasan saat jam pulang sekolah.

“Sebab, para pelaku selalu berhasil kabur dan di area ini tidak ada CCTV. Alhasil nomor kendaraan pelaku tidak terekam,” tutupnya.

Sumber: Detikcom