Di Indonesia Sudah Ada Corona Varian Baru? Menkes: Kami Belum Tahu

JABARNEWS | JAKARTA – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengaku, pihaknya belum bisa menyatakan apakah strain baru virus Corona (N501Y) sudah ditemukan di Indonesia atau belum. Untuk menemukan strain baru virus Corona itu diperlukan penelitian genome sequencing secara masif.

“Banyak yang menanyakan, apakah strain virus baru itu sudah ada di Indonesia atau belum, jawabannya kami belum tahu karena kita jarang sekali melakukan genome sequencing secara rutin,” katanya saat menghadiri Webinar Vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran Bandung, Sabtu (9/1/2021).

Untuk itu, dia meminta Balitbangkes untuk bekerjasama dengan Kemenristek/BRIN agar bisa mensinergikan Lab Genome Sequencing.

Baca Juga:  Sekda Jabar Jadi Ketua Tim Penilai PNS Jabar

“Hari ini saya habis berkunjung ke Balitbangkes, meminta Balitbangkes untuk kerjasama dengan menristek Menristek/BRIN agar mensinergikan lab genome sequencing kita,” ujarnya.

Pada hari Senin, 11 Januari mendatang, Budi akan meminta rumah sakit rujukan Covid-19 yang paling banyak didatangi oleh Warga Negara Luar (WNA) untuk mengirimkan sampel hasil test WNA tersebut secara rutin ke laboratorium-laboratorium yang bisa melakukan penelitian genome sequencing.

“Saya hari Senin akan keluarkan surat ke RS rujukan yang menjadi banyak traffic atau tempat masuknya orang-orang dari luar negeri, supaya rutin setiap dua minggu mengirimkan sampel ke jaringan lab ini supaya jaringan lab ini saling tukar informasi, resources, atau alatnya,” terangnya.

Baca Juga:  Tiga Cara Ampuh Atasi Sakit Kepala Saat Puasa

Dia kemudian menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Balitbangkes. Budi mengakui, dirinya cukup kaget saat mengetahui harga alat untuk meneliti strain baru Covid-19 itu. Selain itu, proses penelitiannya pun sulit.

“Saya di sana juga diajarkan dan dijelaskan. Soal strainnya, teknisnya. Saya bilang, ini ternyata susah juga. Inilah mengapa saya mau tanya ke teman-teman, lab mana yang bisa melakukan genome sequencing,” ungkapnya.

“Saya baru pertama kali lihat alatnya seperti apa, ternyata alatnya kecil tapi harganya mahal. Katanya lab genome sequencing paling banyak ada di Bandung, karena di Bandung ada LBM Eijkman dan Unpad. Lalu satu-satunya Labkesda yang bisa melakukan itu dan paling bagus ada di Bandung. Jadi tadi saya ke Balitbangkes,” lanjut Menkes.

Baca Juga:  Longsor Jalan Beton di Purwakarta, Ribuan Warga Terancam Terisolasi

Budi berharap proses penelitian strain baru virus Corona itu bisa segera dilaksanakan. Sehingga, kehebatan para peneliti Indonesia juga bisa ditunjukkan kepada dunia.

“Semoga bisa merepresentasikan Indonesia ke dunia internasional dan bisa hubungan sama institusi dunia lainnya lebih erat, supaya perspektif Indonesia mengenai mutasi dari strain baru virus ini bisa didengar (dunia),” tutupnya.

Sumber: Merdeka