Pemkab Purwakarta Harus Waspadai Upaya Kelompok Intoleran Menghasut Program Vaksinasi

JABARNEWS | PURWAKARTA – Video Tiktok viral seorang dokter dan tenaga kesehatan RSUD Bayu Asih Purwakarta, ditengarai sebagai upaya penghasutan terhadap program Vaksinasi yang dicanangkan Pemerintah.

Bukan tanpa alasan, di tengah gencarnya upaya Negara untuk melakukan gerakan vaksinasi demi kepentingan umum, gencar pula upaya-upaya yang anti pemerintah untuk membuat narasi negatif terhadap vaksin.

Dan upaya tersebut biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok intoleran dan radikalisme. Mereka anti pemerintahan.

Dan soal itu harus menjadi perhatian serius pemerintah Kabupaten Purwakarta. Harus mewaspadai upaya kelompok-kelompok intoleran yang rajin membuat narasi-narasi penghasutan program Negara.

<iframe width=”560″ height=”315″ src=”https://www.youtube.com/embed/evjWFxQrujY” frameborder=”0″ allow=”accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture” allowfullscreen></iframe>

Baca Juga:  Berikut Beberapa Settingan Game Yang Mesti Kalian Ketahui

“Dan apa yang dipertontonkan dalam video yang viral itu, bisa dikategorikan sebagai penghasutan terhadap upaya Negara memulihkan kondisi dari pandemi Covid-19,” jelas Ustadz Deden Saepudin, pemuka agama yang juga pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kabupaten Purwakarta, (11/01/2020).

Oleh karena itu, lanjut Ustadz Deden, Pemkab Purwakarta harus mewaspadai gerakan-gerakan intoleransi tersebut, terutama yang terjadi di tubuh pemerintah itu sendiri.

“Kami minta Pemkab melalui BKPSDM untuk menarik komitmen tertulis dari seluruh tenaga kesehatan di RSUD dan seluruh ASN Purwakarta,” ungkap Ustadz Deden yang juga pengurus Nahdlatul Ulama Kabupaten Purwakarta.

Baca Juga:  Begini Cara Agar Foto Kalian Di Instagram Banyak Disukai Orang

Komitmen atau pernyataan untuk setia terhadap Pancasila dan NKRI. Dan mau mengikuti kebijakan Negara dalam melaksanakan vaksinasi.

Lanjut Ustadz Deden, pemkab harus serius untuk tidak memberi ruang sedikitpun terhadap kaum-kaum intoleran dan radikalisme di Purwakarta, terlebih di tubuh pemerintahan itu sendiri.

“Kami tidak mau kecolongan. Jika peristiwa memalukan melalui video itu dibiarkan, akan terus berkembang kelompok-kelompok intoleran di Purwakarta, karena merasa diberikan ruang karena ketidak-tegasan pemkab,” ujarnya kepada JabarNews.com.

Baca Juga:  Cegah COVID-19, Ini Cara Bima Arya Gelar Halal Bihalal Pemerintah Kota Bogor

Untuk diketahui, seorang dokter dan beberapa tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih yang ada dalam video Tiktok itu, hanya dikenakan sanksi ringan berupa teguran tertulis.

“Di dalam video tersebut, menurut saya, para nakes itu mengolok-olok Presiden melalui video Tiktok yang menggunakan latar belakang suara Jokowi. Dua hal yang menjadi perhatian serius adalah olok-olok terhadap Presiden RI Jokowi. Dan hasutan untuk penolakan program negara, yaitu vaksinasi,” tutupnya.

Penulis: Ikbal Safana