Dorong Sektor Pertanian, Distan Kabupaten Cirebon Bentuk Petani Milenial

JABARNEWS | CIREBON – Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bakal terus meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian. Caranya, dengan menciptakan pertanian yang maju, mandiri, dan modern dengan menciptakan petani milenial.

Plt. Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Wasman mengakui bahwa regenerasi petani di Kabupaten Cirebon mengalami keterlambatan. Karena, bidang profesi tersebut memang kurang diminati dibandingkan dengan profesi lain seperti bekerja di pabrik dan lainnya.

“Generasi muda sekarang ini, kebanyakan tidak mau meneruskan bidang pertanian karena kesannya pertanian hanya untuk orang tua saja,” kata Waswan, Kamis (14/01/2021)

Namun demikian, lanjut Wasman hal itu sebenarnya tidak hanya terjadi di Kabupaten Cirebon saja. Dibeberapa daerah pun terjadi hal serupa, regenerasi petani mengalami keterlambatan.

Baca Juga:  Wawalkot Bandung: Sebanyak 400 Ribu Jiwa Masih Miskin

“Tapi sebetulnya jika sudah merasakan keuntungan dari usaha tani, tentunya akan digemari. Karena dari dulu hingga sekarang pertanian tidak pernah berhenti,” ucapnya.

Untuk mengatasi kurangnya regenerasi petani, kata dia, Distan Kabupaten Cirebon sudah membentuk petani milenial sebagaimana yang sudah menjadi program dari pemerintah pusat.

“Bagaimana adopsi inovasi informasi yang akan diterapkan kepada para petani milenial, tentu kami sebagai pihak dinas pertanian memiliki kewajiban untuk meningkatkan kapasitas kemampuan petani dan kelompok petani, “katanya.

Di tempat yang sama, Kabid Penyuluhan Distan Kabupaten Cirebon, Witono mengatakan, konsep pembentukan petani milenial adalah melalui regenerasi.

Baca Juga:  Tanggapan Ridwan Kamil Soal Aksi Unjuk Rasa Berujung Ricuh

“Pembentukan petani milenial ini tentu dilakukan dengan pembatasan usia. Biasanya, usia yang masih produktif itu dari mulai 19 tahun sampai 40 tahun,” ujar Witono.

Ia juga menjelaskan, yang dimaksud petani milenial sendiri sesungguhnya ialah generasi muda yang bergerak pada usaha tani dan berorientasi pasar dengan terus menerapkan inovasi, teknologi dan IT yang ada.

“Kemudian harus menguasai pasar, itu yang penting. Tapi sekarang bisa melalui medsos. Dan petani milenial juga sanggup mengembangkan agribisnis,” jelasnya.

Lebih lanjut Witono menjelaskan, petani milenial harus mempunyai visi usaha tani dan mampu mengoptimalkan lahan pertanian sekecil apapun. Jika ditangan petani milenial harus bisa dikembangkan, salah satunya dengan hydroponic dan dengan teknologi yang ada.

Baca Juga:  Dandim 0605/Subang: TMMD Dekatkan Hubungan Harmonis TNI Dan Rakyat

“Visi kedua, petani milenial harus jadi pelopor. Diharapkan, mereka bisa merangsang calon-calon petani muda lainnya, jangan harus kerja di pabrik saja,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Witono, di Kabupaten Cirebon sendiri sudah terbentuk 53 kelompok petani milenial atau taruna tani.

“Rencananya, kalau tidak ada pandemi Covid-19, kamai akan membentuk 37 kelompok petani milenial lagi. Sehingga, jumlahnya genap 90 kelompok petani milenial,” tutupnya.

Penulis: Abdul Rohman