"Kemudian harus menguasai pasar, itu yang penting. Tapi sekarang bisa melalui medsos. Dan petani milenial juga sanggup mengembangkan agribisnis," jelasnya.
Lebih lanjut Witono menjelaskan, petani milenial harus mempunyai visi usaha tani dan mampu mengoptimalkan lahan pertanian sekecil apapun. Jika ditangan petani milenial harus bisa dikembangkan, salah satunya dengan hydroponic dan dengan teknologi yang ada.
"Visi kedua, petani milenial harus jadi pelopor. Diharapkan, mereka bisa merangsang calon-calon petani muda lainnya, jangan harus kerja di pabrik saja," ungkapnya.
Saat ini, lanjut Witono, di Kabupaten Cirebon sendiri sudah terbentuk 53 kelompok petani milenial atau taruna tani.
"Rencananya, kalau tidak ada pandemi Covid-19, kamai akan membentuk 37 kelompok petani milenial lagi. Sehingga, jumlahnya genap 90 kelompok petani milenial," tutupnya.
Halaman selanjutnya 1 2 3 4
Lebih lanjut Witono menjelaskan, petani milenial harus mempunyai visi usaha tani dan mampu mengoptimalkan lahan pertanian sekecil apapun. Jika ditangan petani milenial harus bisa dikembangkan, salah satunya dengan hydroponic dan dengan teknologi yang ada.
Baca Juga:
Lantik Lima Kepala Daerah, Ridwan Kamil Sampaikan Tiga Pesan Ini
Ketua PBNU: Masalah Sampah Tak Cukup Diurus Satu Direktorat, Perlu Dikaji
"Visi kedua, petani milenial harus jadi pelopor. Diharapkan, mereka bisa merangsang calon-calon petani muda lainnya, jangan harus kerja di pabrik saja," ungkapnya.
Saat ini, lanjut Witono, di Kabupaten Cirebon sendiri sudah terbentuk 53 kelompok petani milenial atau taruna tani.
"Rencananya, kalau tidak ada pandemi Covid-19, kamai akan membentuk 37 kelompok petani milenial lagi. Sehingga, jumlahnya genap 90 kelompok petani milenial," tutupnya.
Halaman selanjutnya 1 2 3 4