Gus Ahad: Ridwan Kamil Harus Dengar Ini!

JABARNEWS | PURWAKARTA – Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya menyoroti dua permasalahan yang sangat fundamental dan komprehensif di Jabar yang harus disikapi secara serius oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Dalam dialog dan diskusi di JMN Chanel lewat program Redaksi Bertanya pada Jumat (15/1/2021), pria yang akrab disapa Gus Ahad ini menyampaikan bahwa setidaknya ada dua permasalahan yang harus disikapi secara serius kesehatan dan pendidikan.

Terkait permasalahan kesehatan, dia mengatakan bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini Ridwan Kamil perlu merubah Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) karena banyaknya angka dan indeks yang berantakan di berbagai sektor salah satunya kesehatan.

Baca Juga:  Yuk Simak Cara Menghilangkan Noda Bekas Jerawat yang Bisa Membuat Kita Kurang Percaya Diri

“Kita melihat bahwa dengan Covid-19 ini semua capaian dan semua indeks itu berantakan,” kata Gus Ahad.

“Pak Gubernur anda wajib merevisi RPJMD, jangan menganggap anak-anak kita masuk rumah sakit hanya seminggu. Ini belum kami lihat dalam APBD,” tambahnya.

Tak hanya itu, Gus Ahad menjelaskan bahwa angka pengangguran bertambah sekitar 500 ribu orang atau 10,2 persen terhitung dari bulan Maret sampai saat ini.

Baca Juga:  Kades Terpilih Dihimbau Jangan Asal Ganti Perangkat Desa

“Maka sangat tidak layak dengan semua angka yang berantakkan semua kondisi makro yang berubah kita masih menjalankan rencananya RPJMD yang 2018-2023 dibuatnya dulu, jadi ibarat orang buatnya jaman canggih rencananya zaman batu,” jelasnya.

Sedangkan, di sektor pendidikan, Gus Ahad mengungkapkan bahwa setiap guru perlu dipersiapkan dalam menghadapi Pembelajaran Tatap Muka (PTM), khususnya dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Baca Juga:  Sehari Ada 3 Kecelakaan di Cianjur, 2 Pengendara Motor Tewas

Menurutnya, permasalahan yang paling serius dalam PJJ yakni kualitas guru dan alat teknologi atau fasilitas. Oleh Karena itu, Gus Ahad menyebut, anggaran untuk PJJ harus diperbaiki dan guru harus diupgrade dengan diberikan pelatihan-pelatihan.

“Kemudian PJJ bermasalah, kita sudah menyiapkan guru, tapi belum untuk PJJ. Gurunya tidak siap arena memang kita tidak pernah direncanakan. Akhirnya PJJ tidak berkualitas karena gurunya tidak siap,” tutupnya.