Di Bandung Ada Sekolah Cukur, Dobrak Ekonomi Dimasa Covid-19

JABARNEWS | BANDUNG – Terinspirasi oleh banyaknya pengangguran akibat pandemi Covid-19, sejumlah milenial di Kota Bandung berupaya menghadirkan peluang usaha dengan mendirikan Sekolah Cukur Bandung.

CEO Sekolah Cukur Bandung, Armor Toreador mengakui, tujuan hadirnya sekolah cukur rambut itu salah satunya sebagai solusi bagi masyarakat yang menganggur akibat pandemi Covid-19 .

“Melalui sekolah cukur ini, mereka diharapkan punya keahlian dan siap kerja. Bahkan, ketika tidak punya modal, dengan keterampilan itu mereka bisa membuka cukur panggilan karena punya skill dan keterampilan yang diterapkan,” tutur Armor di sela pembukaan Sekolah Cukur Bandung di kawasan Babakan Surabaya, Kiaracondong, Kota Bandung, Sabtu (16/1/2021).

Tidak hanya praktik, lanjut Armor, para peserta Sekolah Cukur Bandung juga dibekali teori hingga manajemen bisnis cukur. Sehingga, setelah mengikuti pelatihan, mereka diharapkan mampu berusaha secara mandiri.

Armor juga menyebutkan, trainer Sekolah Cukur Bandung merupakan capster barbershop berpengalaman dan profesional. Bahkan, salah satu di antaranya tercatat sebagai capster barbershop terbaik di Indonesia.

“Kita ada teori dan praktiknya. Teorinya itu pengenalan dan bagian-bagian rambut, sedangkan praktiknya nanti langsung ke lapangan. Nanti juga diberikan tugas program kelompok,” ujar dia.

Baca Juga:  Mahasiswa UI Pasang Sel Surya Di Sukabumi

Armor berharap, kehadiran Sekolah Cukur Bandung dengan fasilitasnya yang ditawarkan dapat dimaksimalkan oleh masyarakat, agar masyarakat bisa tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrasn) Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi yang turut hadir dalam pembukaan Sekolah Cukur Bandung mengapresiasi gagasan para milenial Kota Bandung itu.

“Luar biasa ya karena ini dikemas dan diinisiasi oleh anak-anak muda yang mengetahui kondisi (pandemi) Covid-19 ini,” ungkap Taufik.

Dengan hadirnya Sekolah Cukur Bandung, Taufik pun berharap, profesi capster yang kerap dianggap sebagai profesi informal menjadi formal. Pasalnya, lulusan Sekolah Cukur Bandung bakal mengantongi sertifikat sebagai capster profesional.

“Karena selama ini, tukang cukur dianggap tidak punya kepastian bekerja di mana, kadang-kadang bahkan tidak dianggap sebagai profesi. Dengan adanya sekolah cukur ini, yang namanya barber capster itu punya kepastian dan bergaining posisi yang kuat,” jelasnya.

Baca Juga:  Bikin Jera! Jaksa Pinangki Divonis 10 Tahun Penjara

“Pengusaha juga bisa memasarkan produk jasanya itu tidak hanya di kelas bawah karena setiap orang memiliki kebutuhan dipotong rambut dan baru kali ini ada yang namanya sekolah cukur,” sambung Taufik.

Disinggung soal dukungan pihaknya, Taufik memastikan bahwa pihaknya akan mendukung proses sertifikasi capster lulusan Sekolah Cukur Bandung, agar diakui oleh dunia kerja, termasuk memberikan perlindungan bagi para lulusannya.

“Kita bantu sertifikasinya, agar lulusannya memiliki standar kerja nasional. Kemudian, kami sebagai pemerintah harus melindungi karena jangan sampai masyarakat masuk LPK (Lembaga Pendidikan Keterampilan), tapi tidak ada jaminan apa-apa,” katanya.

Hadirnya Sekolah Cukur Bandung juga mendapat dukungan penuh dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jabar.

Bahkan, sejumlah pengurus Hipmi Jabar, yakni Adivi Prasetio, Nando, Vergie, termasuk Ketua Hipmi Jabar Surya Batara Kartika pun menjadi investor Sekolah Cukur Bandung.

Menurut Surya Batara Kartika, organisasi yang dipimpinnya terlibat aktif dalam upaya program Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar. Pihaknya memberikan pendampingan bagi kadernya yang ingin mendirikan usaha dengan konsep menjaring banyak pekerja.

Baca Juga:  Emil Ajak Nonton Film Preman Pensiun

Menurut Surya, Sekolah Cukur Bandung sudah memiliki paket pelatihan lengkap bagi masyarakat yang ingin memiliki keahlian dan membuka usaha cukur rambut.

“Mereka sudah siap dengan paket dan silabusnya, jaringannya juga ada ratusan barbershop di Indonesia. Bukan hanya dilatih, tapi juga ada penempatannya. Saya melihat ini program yang sudah komplit,” katanya.

“Kami juga akan dampingi sekaligus menghimpun CSR dari para pengusaha anggota HIPMI, agar ke depan peserta yang masuk ke sekolah cukur ini bisa dibebaskan dari biaya hingga dibantu modalnya, sehingga bisa memberikan dampak dalam pemulihan ekonomi,” tandasnya.

Untuk diketahui, Sekolah Cukur Bandung menargetkan lulusan 15 orang setiap dua pekan. Ada tiga paket yang ditawarkan dengan biaya masing-masing Rp 2,5 juta, Rp3,5 juta, dan Rp7 juta. Khusus paket ketiga, peserta dilatih menjadi ahli cukur, termasuk dilatih untuk menguasai bisnis cukur rambut.

Sumber: Sindonews