Evakuasi Ponpes Roboh di Cianjur Dilanjutkan, PUPR Turunkan Alat Berat

JABARNEWS | CIANJUR – Pasca bencana robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Madroh jumlah total santri 94 orang. Dan, yang pulang 29 orang.

Bencana tersebut tejadi sekitar pukul 18.00 WIB, di Kampung Babakan Loji RT 1/1, Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Sabtu (16/1/2021) kemarin.

“Jadi ada 65 santri, yang ada di pesantren pada hari ini 65 orang,” kata Kepala melalui Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten M. Irfan Sopyan, Minggu (17/1/2021).

Baca Juga:  BMKG: Prakiraan Cuaca di Bandung Raya Kamis 9 Maret 2023

Dia menyampaikan, yang dibawa ke rumah sakit mengalami luka-luka 11 orang. Dan, sudah pulang tujuh orang .

“Empat orang masih di Rumah Sakit (RS) Cimacan,” ujar Irfan

Jadi, masih ujar Irfan, 65 dikurangi 11 orang jumlahnya sekitar 54 orang. 54 orang santri ini sedang dipastikan keberadaannya.

Irfan menyambungkan, kemarin Sabtu (16/1/2021). Itu sementara evakuasi dihentikan, dikarenakan tidak ada korban yang tertimbun, operasi dihentikan, laporan diterima dari TKP pukul 22.05 WIB, malam.

Baca Juga:  Cegah Korupsi, Perijinan di Jabar Kelak Serba Online

“Nah, hari ini rencana kegiatan akan dilanjutkan evakuasi bangun yang roboh,”

Ia mengungkapkan, jadi kondisi bangunan itu adalah dua lantai. Seketika ambruk semua, sekarang tahap pembersihan puing-puing.

“Bahkan, hari ini bantuan alat berat dari PUPR akan diterjunkan ke lokasi,” jelas Sekertaris BPBD Kabupaten Cianjur.

Saat ini semua pihak stakeholder yang ada sedang di perjalanan menuju ke lokasi. Adapun hal-hal lain himbauan kepada masyarakat, karena kini sedang mengalami cuaca ekstrem.

Baca Juga:  Ajaib, Ban Besar Bungkus Batang Pohon Di Purwakarta

“Nah, lebih ditingkatkan lagi kewaspadaan. Apabila hujan yang terus-menerus beberapa jam,” ujarnya.

Irfan menambahkan, ditakutkan atau khawatir terjadi longsoran ataupun hal kontek bencana lain menimpa. Lebih baik berlindung di tempat-tempat yang aman, jauhi pohon-pohon besar, tebing atau bukit yang tinggi.

“Selain Itu, masyarakat jangan sampai menebang pohon sembarangan. Nah, lebih baik tanam tanaman yang keras,” pungkasnya.

Penulis: Mamat Mulyadi