Masyarakat Pernah Positif Covid-19, Ridwan Kamil: Kami Mohon Sumbangkan Darahnya

JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepada masyarakat yang sembuh dari Covid-19 untuk mendonorkan plasma darahnya untuk pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit.

Tak hanya masyarakat, dia juga mendorong hal yang sama kepada para kepala daerah dan pejabat publik penyintas Covid-19. Menurutnya, saat ini minat penyintas Covid-19 menyumbangkan plasma darahnya tergolong rendah, PMI mencatat jumlah calon pendonor plasma darah hanya 5-10 persen dari total jumlah pasien yang sembuh secara nasional.

Baca Juga:  Usai Debat Capres, Relawan Prabowo-Gibran di Jabar Optimis Bisa Menang Satu Putaran

“Ada gerakan donor plasma konvalesen. Saya imbau kepada ribuan orang yang sembuh di Jabar, kami dengan sangat memohon menyumbangkan plasma darahnya untuk digunakan bagi penyembuhan pasien yang masih berjuang karena Covid-19. Mudah-mudahan kampanye donor plasma konvalesen ini bisa berhasil di Jabar,” kata Kang Emil, sapaan akrabnya di Bandung, Senin (18/1/2021).

Diketahui beberapa kepala daerah yang terkonfirmasi positif Covid-19 seperti Wali Kota Bogor, Wakil Wali Kota Bandung, Bupati Karawang, Bupati Bogor, Wali Kota Bandung, dan terbaru Bupati Bandung Barat. Sekda Kota Bogor pun diketahui terkonfirmasi, dan masih banyak pejabat publik lainnya setingkat eselon II.

Baca Juga:  Benarkah Mal Pelayanan Publik di Cirebon Bisa Hilangkan Praktik Korupsi? Begini Kata Imron

“Bagi kepala daerah atau pejabat publik yang memenuhi syarat, seperti tidak ada komorbid, belum pernah hamil, dan positifnya bergejala, saya dorong untuk mendonorkan plasma darahnya,” ucapnya.

“Rakyat itu kan bagaimana pemimpin. Kalau pemimpinnya kasih contoh baik, insyaallah masyarakat pun akan ikut. Dulu pas uji klinis peminatnya sedikit, tapi setelah saya dan forkopimda daftar, relawan malah membludak. Kemarin vaksin, pejabat publik pun memulainya agar masyarakat juga ikut,” tambanya.

Baca Juga:  Ribuan Miras Ditemukan dalam Kontrakan di Cihideung Tasikmalaya, Reputasi Kota Santri Dipertanyakan

Di saat pandemi, pemimpin menjelaskan bahwa pemimpin harus menanamkan empati dan solidaritas di masyarakat.

“Gimana caranya? Jadilah contoh, jadilah panutan. Jangan justru memunculkan preseden buruk,” jelasnya.

Setelah kepala daerah menjadi pendonor plasma, lanjut Kang Emil, paling tidak langkah ini akan diikuti pejabat publik di bawahnya seperti sekda, kepala dinas serta pejabat eselon lainnya.

“Harapannya seluruh ASN penyintas Covid-19 akan mengikuti,” tutupnya.