Menimbang Cek Fakta Soal Video Tolak Vaksin Oleh Nakes RSUD Di Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Video Tiktok Nakes RSUD Bayu Asih Purwakarta menolak vaksin yang viral beberapa waktu lalu di cek kebenaran faktanya oleh sejumlah media nasional seperti Liputan6.com.

Dari hasil penelusuran cek fakta yang dilakukan Liputan.com, ditarik kesimpulan bahwa video dari akun Tiktok @mellasopha itu hanya sebagai hiburan untuk menghilangkan kejenuhan para pelaku yang menolak vaksin dalam video pada saat jam istirahat.

Liputan6.com tidak mengungkap apakah pemilik akun Tiktok @mellasopha ada dalam video itu, atau hanya sebagai orang yang membagikan video saja.

Dalam Liputan6 menyebutkan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta, dr Deni Darmawan mengatakan, bahwa video Tiktok itu hanya sebatas candaan.

“Enggak benar (menolak vaksin). Itu meme tiktok saja,” kata dr Deni kepada dalam berita cek fakta Liputan6.com, Rabu (13/1/2021).

Baca Juga:  Siswa SMPN 4 Ciasem Subang Jalani Tes Sambil 'Melantai'

Liputan6 menuliskan statement dari dr Deni, bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Purwakarta telah memberikan kritikan keras kepada satu dokter bersama dua perawat dan empat bidan dalam video Tiktok tersebut.

“IDI Purwakarta mengkritik keras,” ucap dr Deni.

Kata yang sama juga dikatakan oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil bahwa pembuatan video itu hanya inisiatif atas dasar menghilangkan rasa stres para Nakes.

“Ini sudah kami tegur, yang namanya hiburan, main-main jangan menggunakan isu-isu yang sedang sensitif. Sehingga itu diterjemahkan kepada orang menjadi serius, dan menimbulkan opini-opini yang tidak perlu,” kata Ridwan Kamil, Senin (11/1/2021)

Disisi lain, beberapa pihak sangat menyayangkan adanya video penolakan vaksin oleh pihak Nakes RSUD Bayu Asih pada saat masyarakat sedang dilema antara menerima vaksin keluaran sinovac atau tidak dengan berbagai asumsi mereka terkait dampak vaksin tersebut.

Baca Juga:  Ladang Ganja di Sukasari, di Sterilisasi jajaran Polres Purwakarta

Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Purwakarta Ustadz Deden Saepudin menyayangkan aksi tersebut dan menyayangkan sanksi yang diterima oleh para Nakes RSUD Bayu Asih yang terlibat dalam video tersebut hanya sebatas teguran.

“Dan apa yang dipertontonkan dalam video yang viral itu, bisa dikategorikan sebagai penghasutan terhadap upaya Negara memulihkan kondisi dari pandemi Covid-19,” kata Ustadz Deden Saepudin.

“Kami minta Pemkab melalui BKPSDM untuk menarik komitmen tertulis dari seluruh tenaga kesehatan di RSUD dan seluruh ASN Purwakarta,” tambahnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta, KH Jhon Dien, bahwa pihaknya meminta kepada seluruh jajaran untuk tetap waspada adanya kelompok intoleran yang mempropaganda dengan memberikan hasutan-hasutan semacam penolakan vaksin Covid-19 keluaran Cina itu.

Baca Juga:  Langgar Kampanye, Panwaslu Selidiki Spanduk Cagub Ini

“Intoleran juga bisa merusak tatanan yang ada, padahal Purwakarta sudah di kenal dengan toleransinya yang baik, hingga menciptakan Purwakarta yang aman, damai dan nyaman,” ungkap KH Jhon Dien, saat ditemui di kediamannya, pada Senin (18/1/2021).

“Intoleran adalah hulu terorisme. Jarak antara mereka bisa dibilang hanya setarikan nafas. Namun, kita sering menganggap enteng intoleransi. Maka dari itu semua pihak harus berhati-hati,” pesan dia.

Untuk diketahui, sampai saat ini belum ada atau belum muncul ke media terkait pernyataan resmi atau secara tertulis dari para pelaku video cadaan yang terjadi di RSUD Bayu Asih untuk menerima dan disuntik vaksin Sinovac. (Red)