Inovasi Teknologi IBB-TV, Solusi Hemat Kouta Internet Belajar Siswa di Masa Pandemi

JABARNEWS | BANDUNG – Dampak pandemi Covid-19, memaksa proses belajar mengajar antara guru dan siswa hanya dilakukan melalui virtual atau daring (dalam jaringan) yang selalu menggerus kouta internet.

Sebuah terobosan di bidang penyiaran yang menggabungkan teknologi broadcast dan internet (broadband) melahirkan jenis penyiaran Integrated Broadcast Broadband-Television (IBB-TV).

Dengan teknologi ini, televisi kini bisa dijadikan interface untuk komunikasi dua arah antara audiens di manapun berada dan host televisi saat live.

Inovasi besutan PT Daulat Digital Global (DDG) ini menggabungkan teknologi 4 jenis media, sehingga IBB-TV dapat beroperasi multiplatform berbasis satelit.

Penggabungan 4 Jenis media dimaksud adalah tv konvensional, tv satelit (satu arah,red) dan jenis tv interaktif (dua arah, satu platfom,red), serta dengan konvergensi media sosial (aplikasi Zoom, Skype, Google Meet, dan lainnya).

Sehingga proses penyiaran live streaming oleh IBB-TV mampu dilakukan dimanapun tanpa terkendala wilayah, lebih leluasa, praktis, dan mampu menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia, karena cukup memakai perangkat gadget smartphone, tablet atau laptop, tanpa selalu harus mambawa fixed camera.

Baca Juga:  Momen Haru Bupati Serdang Bedagai Ketemu Guru SMP, Sempat Berangkulan

Terobosan ini lahir, berawal dari rasa keprihatinkan atas pandemi covid yang muncul sejak Maret tahun 2020 lalu, dan berdampak terhadap aktivitas pendidikan siswa di sekolah.


Menurut Chief Executive Officer (CEO) PT Daulat Digital Global, Jerri Ludiansyah, pengembangan IBB-TV sebenarnya tanpa diduga, karena berangkat dari persoalan banyaknya masyarakat, khsusunya siswa sekolah yang menggunakan kuota internet dalam proses belajar digital virtual melalui aplikasi.

“Tentu saja, masalah kuota internet ini memberatkan masyarakat, apalagi di saat pandemi Covid-19 aktivitas ekonomi melemah. Dari masalah itu, kita berupaya agar biaya belanja kuota internet dapat direduksi dengan memanfaatkan perangkat yang sudah familiar di masyarakat, yakni televisi,” ujarnya kepada Jabarnews, Jumat (22/1/2021) di Bandung.

Pada dasarnya, lanjut Jerri, pihaknya berhasil memanfaatkan penyiaran tv satelit dengan menggabungkan teknologi broadband (internet) sehingga terbentuk siaran Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang hemat kouta internet dan siaran bisa menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia.

“Uji coba PJJ pertama di Kota Bandung digunakan pihak Disdik melalui kanal TV Bandung132 sejak 25 September 2020. Karena kanal TV Bandung132 termasuk jenis tv satelit, maka untuk dapat mengakses siaran tetap menggunakan decoder dan mini parabola khusus, yang relatif murah tanpa biaya bulanan, namun minim terhadap penggunaan kouta internet,” paparnya.

Baca Juga:  Relokasi Warga Korban Gempa Cianjur Rawan Konflik Sosial, Ini Sebabnya

Dalam kanal TV Bandung132, saat mengikuti pelajaran siswa dapat melakukan komunikasi 2 arah langsung terhadap guru pengajar melalui QR (quick respon)-Code yang ada di pojok layar televisi.

“Siswa cukup menempelkan smartphone miliknya pada QR-Code, maka akan diperoleh links untuk interaktif kepada host saat siaran tv berlangsung maupun siaran ulang. Bagi siswa lain yang hanya menonton, tidak harus ikut interaktif sehingga kouta internet terjaga. Paling tidak, melalui terobosan IBB-TV, kita bisa hemat penggunaan kouta internet,” tukasnya.

Dalam uji coba program PJJ di kanal tv digital Bandung132, kini sudah terpasang dekoder IBB-TV di 1.200 titik rumah siswa tidak mampu, kantor kelurahan, dan kantor kecamatan di Kota Bandung, sekaligus sebagai percontohan.

Keunikan, dari IBB-TV ini, kanal tv didesain bisa di-kluster (locked) khusus sesuai kebutuhan, open relay terhadap aplikasi medsos umum yang sudah ada seperti Zoom, Skype, Google Meet atau lainnya, dan juga bisa menggunakan fixed camera tv untuk penyiaran ke publik.

Baca Juga:  Sungguh Tragis, 8 Ibu Hamil Di Purwakarta Terjangkit HIV-Aids

“Tidak hanya itu, IBB-TV juga bisa digunakan untuk kebutuhan kanal tv komunitas, korporat atau kebutuhan pemerintah daerah dan pusat dalam kordinasi kewilayahan dari tingkat pusat hingga pedesaan, tanpa terkendala wilayah hingga pulau terluar,” kata Jerri lagi.

IBB-TV didesain dengan pendekatan Human Center Design (HCD), yakni teknologi yang berpusat kepada manusia yang disesuaikan dengan kebutuhan, kebiasaan, dan kapabilitas sebagai penggunanya. Diharapkan, IBB-TV (https://ibbtv.id/) menjadi salah satu pilihan solusi di saat masyarakat harus menjaga jarak, namun tidak mengurangi aktivitas komunikasi.

Di sisi lain tambah Jerri, IBB-TV membuka peluang kembali bangkitnya penyiaran pertelevisian untuk lebih berfungsi lebih sebagai interface komunikasi 2 arah antara host dan audiens di rumah, karena IBB-TV menjadikan tv sebagai perangkat yang mulai mulai ditinggalkan, namun kini bisa compatible dengan platform media sosial.

Penulis: Robby Ibonk