Sergio Van Dijk: Persib Bandung Seperti Michael Jackson

JABARNEWS | BANDUNG – Mantan ujung tombak Persib Bandung Sergio van Dijk mengaku sulit menggambarkan fanatisme suporter Pangeran Biru. Van Dijk menggambarkan kegairahan suporter itu layaknya ingin melihat kehadiran mega bintang Michael Jackson.

Dua tahun bersama Persib menghadirkan kenangan yang tak dapat dilupakan Van Dijk. Ia pertama kali merasakan atmosfer sepakbola berbeda dibandingkan di Belanda dan Australia saat tiba di Bandung pada 2013.

Van Dijk sempat berpetualang ke Iran dan Thailand sebelum akhirnya kembali lagi ke Persib pada 2016. Dari pengalamannya itu, Van Dijk dapat melihat tingkat fanatisme pecinta Maung Bandung.

Baca Juga:  Bawaslu Jabar Gelar Sosialisasi Bagi Kaum Difable Jelang Pilkada 2018

“Sangat sulit menggambarkan bagaimana pentingnya Persib bagi banyak orang di Indonesia. Mereka terkadang mengatakan: ‘Jika Persib menang, seluruh masyarakat Bandung bisa tidur dengan nyenyak’,” ungkap Van Dijk dalam wawancaranya dengan Voetbal International.

Pria berusia 38 tahun ini menceritakan pengalamannya ketika menjalani sebuah pertandingan uji coba di salah satu kota di Jawa Barat. Antusiasme suporter sudah dirasakan sebelum laga.

“Kami terkadang menjalani laga uji coba di kota lain. Di hotel tempat kami menginap, sudah banyak suporter. Suasananya sudah seperti Michael Jackson akan keluar dari hotel,” kenang Van Dijk.

Baca Juga:  Ini Target PKB Jabar di Pemilu 2024 Mendatang

Dari pengalaman Van Dijk selama di Persib Bandung, ia melihat antusias Bobotoh yang mengisi stadion dengan kapasitas 7.000 penonton, tapi yang datang mencapai dua kali lipatnya. Bahkan mereka menyaksikan pertandingan hingga garis tepi lapangan.

“Akibatnya, kami mengalami kesulitan untuk melakukan lemparan ke dalam, atau mengeksekusi tendangan sudut. Ada momen ketika seseorang tiba-tiba saja kencing di tepi lapangan. Saya tidak akan melupakan momen itu.”

Van Dijk menambahkan, manajemen menyadari kemungkinan yang akan menimpa pemain setelah pertandingan. Akhirnya laga tersebut tidak diselesaikan hingga 90 menit demi menyelamatkan pemain dari buruan suporter.

Baca Juga:  Vaksinasi Door to Door Belum Maksimal, Ini Kata Dinkes Jabar

“Kami tahu fans sangat ingin melihat kami secara dekat setelah pertandingan, dan mungkin saja mereka berusaha melepas paksa jersey, celana, atau bahkan pakaian dalam,” beber Van Dijk.

“Situasi itu membuat kami akhirnya sepakat pertandingan nantinya hanya berjalan 70 menit, sehingga kami dapat lari ke dalam kamar ganti dengan cepat. Polisi dan tentara juga membantu agar kami selamat. Rencana kami berjalan dengan sukses.” tutupnya.