Menengok Perusahaan Gula Aren di Cianjur, Kurangi Pengangguran Akibat Covid-19

JABARNEWS | CIANJUR – Salah Satu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Gula Semut Murni (GSM) milik Odang Rohmat (45) warga Kampung Tegal Bungur RT 1/5, Desa Wanasari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur membantu warga menganggur akibat berdampak di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Salah seorang pelaku UMKM gula Odang Rohamat mengungkapkan bahwa dalam menjalankan produksinya selama pandemi Covid-19 usahanya gula aren atau gula pemberdayaan warga sekitar serta kerabat yang masih menganggur.

“Ya, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini. Itu terasa sekali. Warga kelas bawah paling terdampak secara ekonomi,” kata Odang, Sabtu (23/1/2021).

Dia menjelaskan, walau saat ini hanya bisa merekrut sekitar delapan orang pegawai yang terdampak pandemi Covid-19, akibat dipulangkan di tempat pekerjaan di Jakarta. “Ada juga dari sebelumnya bekerja dari Bandung, hal sama itu dipulangkan,” jelasnya.

Odang menceritakan bahwa dalam mendirikan perusahaan produksi gula semut yang dirintisnya itu baru satu tahun berjalan, walau hanya mengandalkan modal awal pas-pasan. Namun, dengan mengatur manajemen keuangan dengan baik diharapkan bisa berkembang secara bertahap. “Saat ini bisa mempekerjakan warga sekitar,” ceritanya.

Baca Juga:  Potensi Hujan Disertai Kilat dan Angin Kencang di Jawa Barat, Berikut Daftar Wilayahnya

Tak hanya SDM, Odang menyebut, usahanya tersebut sekaligus menjadi prioritas untuk meningkatkan Sumber Daya Alam (SDA) bagi para petani gula aren khususnya di Desa Wanasari. “Nah, saya pikir gula aren bisa diolah menjadi gula semut itu hasilnya akan lebih bagus,” tutur Odang.

Odang menyampaikan, dirinya mencoba melihat di pasaran ternyata hasil produksinya bagus dan harga pasaran meningkat lebih mahal gula semut dibandingkan dibikin gula aren toros. Saat ini, lanjut Odang, harga pasaran untuk gula aren toros paling tinggi mencapai Rp12 ribu, tapi kalau dibikin gula semut harga pasaran mencapai Rp18 ribu.

Sementara itu, dengan delapan orang pekerja sehari bisa memproduksi gula semut sekitar 350 kilogram atau tiga kintal, mulai dari pagi hingga sore hari.

Baca Juga:  Sempat Dihakimi Massa, Spesialis Penggelapan Motor di Purwakarta Diringkus Polisi

Kalau untuk sistem pemasaran, sambung Odang, sudah punya langganan di kota/Kabupaten Bandung dan Bekasi. Dia berharap, mudah-mudahan ke depan perusahaannya bisa lebih maju lagi, sehingga bisa terus merangkul warga sekitar yang kondisi sekarang ekonomi lagi susah saat ini. “Karena adanya pandemi Covid-19, dan mudah-mudahan segera berakhir,” harapnya.

Selama ini, Odang memaparkan, alat-alat untuk memproduksi gula semut, sementara hanya bisa menggunakan alat secara manual. Seperti alat untuk penghalus gulanya terbuat dari batok kelapa, dan alat penyaringnya menggunakan perkakas dari bambu.

“Berharap ada bantuan modal dari pemerintah melalui program UMKM,” paparnya.

Hal senada juga dikatakan salah seorang pegawai Rini (45) yang menjelaskan bahwa dengan adanya pabrik pengrajin gula semut yang dikelola Odang sangat membantu sekali. Apalagi warga, keluarga dan tetangga lainnya setelah dipulangkan dari tempat kerjaan di Jakarta, karena adanya wabah pandemi Covid-19.

Baca Juga:  Katanya Kampung Toga di Desa Sukajaya Sumedang Bisa Memikat Hati, Yuk Tengok

“Sempat menganggur beberapa bulan. Kini, saya bisa ada lagi penghasilan cari uang bekerja di kampung halaman sendiri,” jelas Rini.

Sementara itu, Usep (40) karyawan lainnya juga warga setempat membenarkan, merasa terbantu. Adanya perusahaan gula semut di desa ini. Pekerjanya itu rata-rata warga sini, hampir semua.

“Artinya memberdayakan tetangga dekat, termasuk saya,” ucap Usep.

Usep menuturkan, dulu bekerja di Kota Bandung, karena ada wabah pandemi Covid-19 diliburkan bekerja. Kemudian menganggur, beruntung ada tetangga saat ini punya salah satu perusahaan gula. “Sehingga saya bisa bekerja kembali untuk mencari uang buat kebutuhan keluarga,” bilangnya.

Usep berharap, mudah-mudahan perusahaan (pabrik) gula semut milik tetangga (Odang) bisa lebih maju dan berkembang bentuk berkelanjutan. Warga sini pun hal sama ikut mendoakan, biar lebih maju dan sukses. “Sehingga kami bisa terus bekerja di perusahaannya,” tutupnya.

Penulis: Mamat Mulyadi