Guru ‘Nguriling’ Ala Sekolah Dasar Di Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Selama pandemi COVID-19, para siswa dan guru di rumahkan untuk mengikuti pembelajaran secara online. Kebijakan belajar di rumah dibuat lantaran pemerintah tak ingin Virus Corona semakin menyebar, tak terkecuali di sekolah.

Faktanya, tidak sedikit murid sekolah di beberapa daerah tidak bisa menikmati kemewahan teknologi untuk memulai pelajaran. Baik akses internet termasuk memiliki smartphone.

Seperti di Sekolah Dasar Negri (SDN) 2  Nangewer, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta. Di sekolah tersebut dari 246 siswa, hanya 100 siswa yang memiliki Handphone Android untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PPJ).

“Dari total siswa sebanyak 246 orang, hanya 100 orang siswa yang memiliki Handphone Android, dan 40 orang siswa numpang ke tetangga untuk mengikuti pembelajaran secara daring,” ungkap Kepala SDN 2 Nangewer, Tita Puspita, pada Jumat (29/1/2021).

Melihat kondisi tersebut, sambung Tita, para guru harus putar otak agar para siswa tetap mendapat asupan pelajaran, meskipun dari rumah.

Baca Juga:  Menarik Pasar dalam dan Luar Negri, Pengrajin Keramik di Plered Purwakarta Terus Berinovasi

“Di SDN 2 Nangewer, selain menggunakan metode belajar secara daring maupun luring (luar jaringan), kami juga menggunakan metode pembelajaran Gurling atau ‘Guru Nguriling’ ke rumah-rumah siswa yang tidak memiliki Handphone Android ataupun laptop,” ucap Tita.

Ia pun bercerita bahwa ada orangtua siswa yang akan meminjam uang demi bisa membeli smartphone.

Mengetahui hal tersebut, dirinya tak ingin memberatkan para wali murid sehingga guru-guru di SDN 2 Nangewer untuk mengajar dari rumah ke rumah.

“Meski agak repot tapi harus semangat karena ini sudah kewajiban kami untuk mencerdaskan anak bangsa,” ungkapnya.

Dikelasnya, bermula dari keprihatinan seorang guru terhadap anak didiknya dalam proses belajar mengajar secara daring, hingga menghadirkan inovasi baru seperti ‘Guru Nguriling’ ini.

Baca Juga:  Awal Ramadhan, Polres Pematangsiantar Tangkap Dua Jurtul Judi Togel

Kegiatan ‘Guru Nguriling’ dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna pencegahan dan menekan penyebaran COVID-19 itu sudah berlangsung sejak bulan Juni yang lalu.

Dia mengaku, setiap harinya para guru di SDN 2 Nangewer harus berkeliling ke beberapa titik untuk mengajar siswa-siswinya.

“Guru Nguriling ini dilakukan lantaran para guru di SDN 2 Nangewer ini mencintai profesinya sebagai guru, saya yakin dan percaya kita akan bekerja dengan ikhlas. Saat kita bekerja dengan ikhlas, saya yakin sekali pasti akan membawakan sesuatu yang bagus,” ucap Tita.

Diktahui, di SDN 2 Nangewer ada 14 orang yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru, dan penjaga sekolah. Ironisnya hanya ada 4 orang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sedangkan sisanya hanya Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan Guru Tidak Tetap (GTT)

Melihat kondisi tersebut, Tita berharap semua guru di SDN 2 Nangewer ini bisa diangkat jadi PNS.

Baca Juga:  Polisi di Purwakarta Datangi Pasar, Ada Apa?

“Mudah-mudahan aja semua guru di sini diangkat menjadi PNS. Atau kami meminta tambahan guru yang berstatus PNS untuk di SDN 2 Nangewer ini,” harapnya.

Tak hanya itu, Tita juga berharap sekolah yang dipimpinnya itu mendapat bantuan untuk pembelian inventaris handphone android bagi para siswa.

“Agar semua siswa bisa mengikuti belajar daring, kami harap ada bantuan inventaris handphone android dan kuota internet bagi siswa. Kalaupun tidak semoga aja ada honor tambahan bagi guru di sini,” ungkapnya.

Ditambahkanya, semoga Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah segera bisa dilakukan.

“Kami para guru sudah rindu akan siswa-siswi kami. Belajar daring/guru Nguriling memiliki keterbatasan. Anak-anak juga lebih semangat belajar di sekolah. Semoga wabah ini cepat berlalu.” ungkap Tita.