Ini Penyebab Utama Bencana Kebakaran Yang Terjadi Di Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Peristiwa kebakaran menjadi momok yang menakutkan bagi siapapun korbannya. Karena dalam hitungan jam seluruh harta benda bisa ludes, termasuk korban jiwa.

Di Kabupaten Purwakarta, kebakaran rata-rata dipicu oleh kelalaian pemilik rumah. Misalnya, jarang mengecek kualitas instalasi kabel listrik yang bisa menyebabkan korsleting.

Seperti yang terjadi belum lama ini, sebuah toko grosir di Jalan Raya Sadang-Subang, Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta ludes terbakar. Itu diduga karena korsleting listrik.

Menurut pemilik grosir, Ahmad Arifin (33), dirinya tidak mengetahui secara jelas awal mula sumber api. Namun, kata dia, pertama kali api diketahui oleh karyawannya.

Baca Juga:  Waspada! Jalur Cikajang Berpotensi Longsor Batu

“Awalnya itu karyawan saya mau wudhu lalu melihat ada api. Api itu langsung membakar di bagian ruangan tisu. Prosesnya sangat cepat sekali,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono, melalui Komandan Peleton UPTD Cikopo, Afif mengatakan pihaknya mendapat informasi kebakaran sekitar pukul 19.30 WIB.

“Karena ada korsleting listrik. Alhamdulillah respon tim kami baik sehingga bisa dengan cepat ditangani,” jelas Afif.

Berkaca pada tahun lalu, Kata Wahyu Wibisono, kebakaran terjadi paling banyak di wilayah Kecamatan Purwakarta, karena jumlah penduduknya lebih padat dibanding kecamatan lain. Penyebab dari kebakaran masih terbanyak karena kelalaian manusia atau human error.

Baca Juga:  Pasca Hujan Deras Tiga Kecamatan Bekasi Di Rendam Banjir

“Jadi, jelas ini tantangan kami dalam mitigasi bencana,” papar pria yang akrab disapa Wibi, pada Sabtu (30/1/2021)

Dari peristiwa kebakaran tersebut, tidak ada satupun warga atau pemilik rumah meninggal dunia, hanya ada dua orang mengalami luka berat, serta dua orang yang mengalami luka ringan.

“Total taksiran kerugian dari kasus kebakaran yang mencapai 55 persen sekitar Rp3 miliar,” ungkapnya.

Setelah kebakaran, kasus terbanyak kedua adalah bencana tanah longsor dengan persentase sebesar 33 persen Peristiwa ini terjadi di wilayah dataran tinggi seperti di Kecamatan Pondok Salam, Wanayasa, Kiarapedes, dan Kecamatan Bojong. Akan tetapi ada juga terjadi di wilayah yang konturnya datar, seperti Kecamatan Purwakarta, Cibatu, Campaka, Bungursari, dan Kecamatan Babakancikao.

Baca Juga:  Inovasi Pemuda Purwakarta, Hijaukan Indonesia Tanpa Gengsi

“Wilayah lainnya terjadi angin puting beliung sebesar 12 persen. Alhamdulillah Purwakarta sampai sekarang tak ada banjir dan kekeringan. Kalau terjadi banjir itu hanya sesaat ketika hujan deras di daerah tertentu serta karena drainase yang tak lancar,” papar Wibi. (Gin)