TNGGP Perpanjang Penutupan Gunung Gede Pangrango Hingga 28 Februari

JABARNEWS | CIANJUR – Pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Cianjur, Jawa Barat, memperpanjang penutupan jalur pendakian sampai 28 Februari sebagai upaya antisipasi hal yang tidak diinginkan menimpa pendaki selama cuaca ektrem dan sebagai upaya pemulihan ekosistem.

Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Poppy Oktoadiani saat dihubungi di Cianjur, Sabtu, mengatakan perpanjangan penutupan dilakukan berdasarkan surat edaran (SE) Nomor.SE.135/BBTNGGP/Tek.2/01/2021 tentang Perpanjangan Penutupan Ssementara Kegiatan Pendakian ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Baca Juga:  Zumi Zola Ditahan KPK, Wagub Jambi Plt. Gubernur

“Penutupan sudah dilakukan sejak akhir tahun dan berakhir tanggal 31 Januari, melihat cuaca yang masih ekstrem, membuat penutupan kembali diperpanjang hingga tanggal 28 Februari,” katanya.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan BMKG sebelum melakukan pembukaan, terlebih jika sampai Maret cuaca masih ekstrem, tidak menutup kemungkinan penutupan pendakian akan kembali diperpanjang hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan demi keselamatan pendaki.

Baca Juga:  Kasus Operator Aplikasi ZAL TV Dinyatakan P21, Penyebar Konten Pornografi segera Disidang

Setelah BMKG memastikan cuaca sudah membaik, pihaknya akan kembali membuka jalur pendakian dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, termasuk membatasi jumlah pendaki.

“Kita menunggu prakiraan cuaca dari BMKG Bogor, sebelum membuka kembali jalur pendakian,” katanya.

Selama penutupan dilakukan, tambah dia, petugas patroli tetap disiagakan untuk mengantisipasi adanya pendaki ilegal yang tetap memaksakan diri untuk melakukan pendakian.

Baca Juga:  Aktivis NU Asal Cirebon Ini Pilih Berlabuh Di Hanura

“Petugas tetap melakukan patroli, kami berharap tidak ada pendaki ilegal mencoba naik karena cuaca saat ini sangat ekstrem,” katanya.

Selama pandemi COVID-19, pendakian ke Gunung Gede-Pangrango beberapa kali buka tutup, bahkan penutupan sempat dilakukan karena jumlah pendaki yang diduga melebihi izin yang berlaku selama pandemi atau melanggar protokol kesehatan. Hanya beberapa berselang, pendakian kembali tutup karena cuaca ekstrem. (Red)