Pemuda Ini Kritisi Program Ridwan Kamil Soal 5000 Petani Muda: Outputnya Jelas?

JABARNEWS | PURWAKARTA – Program yang ditawarkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kepada pemuda se-Jabar untuk bertani rupanya menjadi perhatian.

Sorang pemuda bernama Yopi asal Garut, merupakan seorang petani muda yang sejak lulus SMA Yopi mengisi kesehariannya bertani.

Menyikapi program yang ditawarkan Ridwan Kamil, Yopi menganggap hal tersebut berlebihan. Menurutnya, jika ada program yang ditawarkan kepada pemuda untuk bertani, tentunya Pemprov Jabar harus menyiapkan beberapa hal.

Baca Juga:  Wajib Tahu, Tiga Kabar Baik Dari Ridwan Kamil Soal Covid-19

“Menjadi petani itu tugas mulia. Sama dengan tugas lainnya. Tapi iklim bisnis tetap menjadi perhatian. Bagaimana mau menjadi petani kalau ternyata tidak meniliki prospek yang baik,” ujar Yopi, Minggu (31/1/2021).

Menurut dia, segala sesuatu termasuk pertanian harus memiliki hitung-hitungan dalam mendapatkan keuntungan. Artinya, harus juga dihitung prospek dari rencana peminjaman lahan 2.000 meter dengan bantuan bank BJB.

“Hari ini pupuk mahal. Kalau pemprov serius, maka benahi sektor bisnis pupuk dari hulu sampai hilir,” katanya.

Baca Juga:  Istri Walikota Bogor Beri Kuliah Umum Ratusan Guru PAUD

Yopi menilai, petani yang dari dulu hingga sekarang saja banyak yang beralih profesi lantaran pemerintah tidak bisa menjamin kesejahteraannya.

“Jangan sampai karena ingin kelihatan kekinian, maka petani pun disangkut-pautkan dengan millenial. Dengan hasil atau outputnya belum jelas akan seperti apa. Tapi petani yang sudah ada dan bekerja saja, sudah sampai mana kesejahterannya,” tuturnya.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Perketat Kedatangan Orang dari Luar Jabar

“Sekarang kita cek saja, berapa APBD Provinsi di Jabar yang dialokasikan untuk sektor pertanian, minim,” tambahnya.

Tak hanya itu, Yopi juga mengkritisi Ridwan Kamil terkait kebijakan yang diluncurkannya itu, Yopi menilai, keberadaan fasilitas pendidikan pertanian di Jabar seperti Universitas Pertanian seharusnya menjadi perhatian Pemprov.

“Miris, di daerah Jabar ada Universitas Pertanian, tapi lulusannya banyak yang jauh dari pelajaran yang mereka terima ketika kuliah,” katanya. (Red)